
PROFESI-UNM.COM – Badan Pelaksana SAINS (BPS) Universitas Negeri Makassar (UNM) telah melaksanakan kegiatan Ramah Tamah SAINS sebagai penutup rangkaian acara halaqah SAINS yang telah berlangsung kurang lebih selama satu semester. Acara ini dilaksanakan pada Sabtu, (23/11) secara daring melalui platform Zoom Meeting.
Kegiatan yang mengusung tema “Religius Bersama Al-Qur’an, Cetak Insan Qur’ani” ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi antar peserta, pembimbing, dan seluruh panitia yang terlibat dalam halaqah SAINS. Selain itu, acara ini juga menjadi momen refleksi atas proses dan capaian selama pelaksanaan halaqah.
Dalam sambutannya, Koordinator Mata Kuliah Umum (MKU) Pendidikan Agama Islam (PAI), Amri Rahman, menyampaikan apresiasi atas partisipasi mahasiswa yang telah mengikuti dan melancarkan kegiatan SAINS kali ini. Ia juga memberikan pesan yang mendalam tentang pentingnya memahami Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.
“Terima kasih atas semangat dan partisipasi seluruh mahasiswa yang telah mengikuti dan melancarkan kegiatan SAINS kali ini. Karena melalui kegiatan SAINS ini, mahasiswa berkesempatan memperdalam ilmu ini sebagai bekal hidup yang menjadikan Al-Qur’an pedoman menuju jalan yang diridai Allah SWT.”
Beliau juga menyampaikan pesan yang mendalam mengenai pentingnya memahami Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.
“Saya juga ingin menyampaikan pesan yang mendalam mengenai pentingnya memahami Al-Qur’an sebagai pedoman hidup kita, agar setiap langkah yang kita ambil senantiasa penuh dengan keberkahan. Memahami Al-Qur’an harus dimulai dengan membacanya sesuai kaidah tajwid dan pelafalan yang benar, agar maknanya dapat dipahami dan diamalkan.” ucapnya.
Lanjut, Amri menambahkan bahwa prestasi itu tidak harus hari ini. Keberkahan waktu itu juga prestasi. Mengisi waktu dengan Al-Qur’an itu juga prestasi.
“Keberkahan waktu juga merupakan bentuk prestasi yang sering kali luput dari perhatian. Saat kita mampu mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat, seperti membaca dan mendalami Al-Qur’an, itu adalah prestasi yang bernilai tinggi. Banyak prestasi tapi jarang bahkan tidak pernah berinteraksi dengan Al-Qur’an. Itulah salah satu defenisi jauh dari keberkahan.” tuturnya.
Terakhir, Muh. Arnas Arran, selaku Ketua Panitia, turut memberi harapan agar seluruh mahasiswa tidak berhenti hanya sampai di sini untuk mengajarkan Al-Qur’an, tetapi mengajarkannya di setiap saat dan di setiap tempat.
“Dan saya harap, kita tidak berhenti di sini untuk sekadar mempelajari ilmu Al-Qur’an, tapi juga bagaimana kita mengajarkannya, agar bersama-sama kita bisa menghilangkan buta aksara Al-Qur’an di kalangan mahasiswa Universitas Negeri Makassar,” harapnya.
Reporter: Muhammad Nasruddin/Editor: Angnis Arimayanti