
PROFESI-UNM.COM – Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar mengadakan talkshow dengan tema ‘Friendly atau Genit Dilema Berkomunikasi di Kampus’. Kegiatan ini berlangsung di conversation hall Rabu (13/11).
Talkshow ini mengundang dua narasumber yang dimana salah satunya itu adalah Muh. Sahid yang sekarang menjadi Dosen Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar dalam talkshow tersebut Sahid yang menjadi sapaanya menjelaskan tentang friendly dan genit lalu memberikan beberapa tips agar komunikasi efektif.
Sahid mengatakan bahwa salah satu hal yang membuat mahasiswa nyaman dengan dosen adalah dengan bersikap friendly kepada mahasiswa.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“salah satu hal yang membuat mahasiswa merasa nyaman, merasa enak dengan dosennya ternyata ketika dosennya dianggap lebih friendly,” ujarnya.
Lanjut, Dosen Ilmu Komunikasi itu menjelaskan pada saat zamanya kuliah ia di didik oleh generasi yang dibilang generasi kolonial yang dimana agak mengerikan pada saat itu.
“kami dulu kuliah dididik oleh generasi yang dibilang generasi kolonial. Memang sih vibes-nya agak sedikit-sedikit tertekan pada saat kami kuliah,” jelasnya.
Lalu ia menjelaskan tentang pentingnya berkomunikasi karena masalah terjadi akibat dari kegagalan dalam komunikasi baik antara mahasiswa maupun dosen dan sahid juga menjelaskan tujuan dari komunikasi itu sendiri yaitu satu makna.
“Masalah terjadi karena adanya komunikasi yang tidak satu makna, sedangkan tujuan dalam berkomunikasi yaitu agar kita satu makna dengan lawan bicara,” ujarnya.
Dalam talkshow tersebut sahid juga menjelaskan tentang pentingnya friendly karena jika kita tidak friendly maka pembicaraan menjadi kaku dan tidak efektif dan juga memberikan beberapa tips agar komunikasi berjalan efektif.
“menjadi friendly dengan seseorang itu penting karena jika kita friendly maka pembicaraan menjadi efektif lalu ada cara supaya bisa friendly yaitu jika kita berbicara jangan langsung to the point, tetapi kita harus basa-basi dulu agar kita bisa akrab dengan lawan bicara,” tuturnya.
Lanjut, ia mengatakan perbedaan genit dan friendly yaitu tentang jarak apabila seseorang berkomunikasi dengan lawan bicara atau biasa disebut jarak sosiologis dan psikologis yang dimana jarak psikologis itu hanya bisa dilakukan oleh keluarga dan teman yang sudah dianggap akrab, sedangkan jika jarak psikologis dilakukan dengan orang asing atau orang yang belum akrab itu bukan lagi dikatakan friendly.
“Jarak sosiologis itu hanya antar pribadi, sedangkan jarak psikologis itu sudah masuk dalam tahap nyaman yang dimana itu hanya bisa dilakukan oleh keluarga dan teman dekat,” katanya.
Terakhir, Sahid pun menjelaskan beberapa etika dalam berkomunikasi yaitu tidak melakukan komunikasi dengan dosen atau mahasiswa apabila sudah terlalu malam dan pembahasan antara dosen dengan mahasiswa ataupun sebaliknya sudah tidak membahas masalah perkuliahan, melainkan membahas tentang pribadi ataupun masalah pribadi,” tuturnya.(*)
*Reporter: Muhammad Fauzan Akbar/Editor: Angnis Arimayanti