
PROFESI-UNM.COM – Belakangan ini, euforia Tik-tok di kalangan milineal begitu menggeliat. Tak jarang, aplikasi ini dijadikan wadah untuk menjadi terkenal bagi penggunanya sosial mulai dari, Instagram, Facebook, WhatsApp, dan Line menjadi wadah berbagi konten kreati anak zaman now.
Berawal sejak diluncurkannya pada Mei 2017 lalu oleh perusahaan ByteDance asal China, tak berlangsung lama Tik tok pun mulai menjajal pasar Industri Digital Indonesia yang diketahui menduduki peringkat 6 besar di dunia sebagai pengguna internet dunia.
Dengan mengandalkan berbaga fitur yang unik, membuat semua orang bisa menciptakan sebuah video pendek yang unik dengan mudah dan disebarkan di sosial media masing-masing. Fitur special effect yang disajikan pun berbagai macam. Ada Efek Shaking dan Shivering biasany digunakan pada video dengan electronic music, bisa mengubah warna rambut, 3D Stickers.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tak hanya itu, fitur menangkap gambar dengan kecepatan tinggi dan fitur pengenalan yang sempurna sesuai untuk semua ekspresiimut, keren, lucu, konyol pun melatih penggunanya menjadi kreatorvideo unik tanpa harus membuatnya di studio dengan biaya yang cukup mahal.
Apalagi, karakteristik remaja masa kini yang lebih tertarik mencoba memanfaatkan aplikasi dari gawai untuk keperluan narsistik dan kreatif inilah yang kemudian dimanfaatkan berbagai pengembang aplikasi jejaring sosial dan konten dari berbagai penjuru ke Indonesia.
Hasil-hasil karya editan remaja kekinian yang di upload di sosial media Instagram bahkan sering kali membuat orang-orang tertawa dan terpukau sehingga mendorong keinginan remaja lain untuk mengunduh aplikasi Tik Tok dan membuat video juga hanya untuk seru-seruan.
Andi Balqis misalnya. Mahasiswa Universitas Negeri Makassar ini mengaku senang dengan adanya aplikasi Tik Tok. Menurutnya, aplikasi tersebut bisa menghilangkan kejenuhan dan sebagai ajang seru-seruan dengan teman-temannya.
“Yah aplikasinya seru, kalau sedang jenuh dengan tugas kuliah yang numpuk sesekali main Tik Tok ka sama teman-temanku,” akunya.
Di sisi yang sama, Desi Oktavia, mahasiswi Fakultas Ekonomi UNM pun mengaku aplikasi tik tok mampu mengatasi kekacauan emosional yang dialaminya. “Ini aplikasi video yang menurut saya bisa membuang stres seketika.” akunya.
Ia pula menambahkan serunya bermain aplikasi Tik Tok sebagai salah satu pelarian ketika jenuh dengan tugas kampus yang menumpuk. Menurutnya, aplikasi asal Cina ini adalah alternatif hiburan yang sangat mudah digunakan dan mengasyikkan.
“Saya juga merasa tertantang kalau ada video yang lagi viral, saya dan teman-teman inisiatif bikin video yang lebih kreatif.”
Tak hanya itu, pengguna aplikasi ini juga merasa ada tantangan tersendiri untuk membuat konten yang lebih menarik dibandingkan video-video lain yang sedang viral. “Saya juga merasa tertantang kalau ada video yang lagi viral, saya dan teman-teman inisiatif bikin video yang lebih kreatif,” katanya. (*)
[divider][/divider]
*Tulisan ini telah terbit di Tabloid Profesi edisi 226