PROFESI-UNM.COM – Dekan Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Makassar (UNM), Muhammad Azis membantah jika pihaknya disebut telah melakukan pengurungan terhadap mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi di gedung fakultas pada Kamis (1/11) lalu.
“Faktanya mahasiswa tersebut melakukan aksi sekitar pukul 10.00 WITA kemudian masuk ke dalam gedung kantor fakultas sekitar pukul 11.00 WITA. Lalu sekitar pukul 16.00 WITA mereka mengunci pintu gedung dari dalam menggunakan gembok yang mereka bawa sendiri hingga keesokan harinya,” katanya.
Akibat kelakuan mahasiswa tersebut, kata Azis, pimpinan, pegawai, dan dosen tidak bisa masuk melakukan aktivitas administrasi dan pelayanan akademik.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Namun kronologi yang diceritakan oleh Dekan FE berbeda dengan yang diceritakan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FE terpilih, Andri Candriawan.
Andri membenarkan bahwa mereka memang melakukan aksi demonstrasi pada Kamis (1/11) dan bersepakat menduduki gedung FE jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
“Kami bersepakat untuk menduduki gedung fakultas pada Kamis malam jika tidak ada kejelasan pencabutan SK skorsing oleh pimpinan. Namun baru pada pukul 03:00 Jumat dinihari kami berinisiatif untuk mengunci dan menggembok gerbang karena kami ingin beristirahat,” katanya saat ditemui di sekretariat BEM FE, Sabtu (3/11).
Pada Jumat pagi (2/11) pukul 06.30 saat mereka ingin meninggalkan gedung FE, mereka tidak bisa keluar karena pintu gedung telah dikunci dari luar oleh pihak keamanan sehingga mereka menunggu dan baru dibukakan pada pukul 09.30.
“Mereka menggembok pintu gedung saat kami terlelap, padahal mereka tahu kami ada di dalam, nanti dibukakan setelah dekan dan dosen datang,” ujar Andri.
Hal inilah yang membuat pihak BEM FE yang melakukan demonstrasi merasa bahwa mereka sengaja dikurung.
Baca Juga: Gara-gara Aksi, Enam Mahasiswa FE UNM Kena Skorsing
Setelah salat Jumat, Dekan FE baru bersedia berdialog dengan massa aksi. Namun massa aksi yang terlanjur menduduki gedung FE hanya membolehkan Dekan FE masuk ke gedung dekanat dan langsung mengunci pintu masuk gedung, sehingga dosen dan mahasiswa tertahan di depan pintu.
Dialog antara massa aksi dengan Dekan FE hanya berlangsung singkat, karena pihak keamanan menjebol pintu masuk yang telah dikunci oleh demonstran dan Dekan FE tidak lama kemudian keluar meninggalkan mereka.
Aksi ini dilatarbelakangi karena adanya SK Skorsing yang dikeluarkan Pimpinan FE terhadap enam orang mahasiswa. Mereka menilai SK Skorsing tersebut semena-mena dan menuntut agar SK tersebut dicabut. (*)
*Reporter: Masturi