PROFESI-UNM.COM – Firdaus Muhammad, Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri Makassar (UINAM) menjadi pemateri dalam diskusi umum bertajuk Ngopi (Ngobrol Pinter) yang diadakan oleh Fakultas Ilmu Pendidikan bekerjasama dengan Mafindo Makassar dan Stop Hoax Indonesia (SHI) di Ruang Senat Fakultas Ilmu pendidikan (FIP) Universitas Negeri Makassar (UNM) Jl.Tamalate 1, Sore tadi pukul 14.00-16.30 Wita (29/11).
Ia dipercaya membawakan materi tentang Hoax dan Propaganda Agama.
Di sela-sela pemateriannya, Firdaus mengatakan bahwa kita saat ini berada di era euforia instruksi dan informasi yang berlebihan. Sehingga hoax yang berhubungan dengan agama dan budaya yang menimbulkan propaganda tidak bisa dibendung.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Propaganda itu mengakibatkan masyarakat Indonesia yang dulunya dikenal ramah sekarang berubah menjadi pemarah,” katanya.
Firdaus menuturkan bahwa di era sekarang kita mulai meninggalkan koran, majalah, dan buku. Kemudian beralih ke media sosial yang diakses melalui gadget untuk memperoleh informasi.
Ia juga menambahkan bahwa biasanya masyarakat akan lebih tertarik pada berita hoax. Hal ini disebabkan karena psikologi manusia cenderung menyukai berita yang aneh sehingga dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Hal-hal yang tidak benar adanya karena tercekoki hoax kemudian dilakukan rasionalisasi akhirnya menjalar menjadi virus di masyarakat,” tuturnya.
Selain membahas hoax dan propaganda agama, Firdaus juga membahas tema utama dalam diskusi kali ini yaitu “Cerdas dan Bijak Bermedia Sosial Melalui Peran Ibu dalam Pendidikan Keluarga di Era Literasi Digital”
Ia mengatakan bahwa ibu adalah madrasah pertama, ibu lebih banyak berperan dalam memberi warna terhadap kehidupan anaknya dibanding bapak.
“Ibu di zaman sekarang menggunakan cara praktis dengan memberikan handphone untuk mendiamkan anaknya,” tuturnya.
Untuk itu ia berharap kegiatan kali ini menjadi titik balik bahwa memang ada yang salah di masyarakat kita.(*)
*Reporter: Annisa Puteri Iriani/ Editor: Andi Dela Irmawati