PROFESI-UNM.COM – Putus cinta sering kali membawa dampak emosional yang besar. Namun, momen ini juga dapat menjadi titik balik untuk mengenal dan mengembangkan diri. Alih-alih tenggelam dalam kesedihan, banyak orang memanfaatkan masa pasca-perpisahan sebagai peluang untuk memperbaiki kualitas hidup dan memperkuat jati diri.
Langkah pertama adalah mengizinkan diri merasakan emosi. Kesedihan, kemarahan, dan kekecewaan merupakan hal yang wajar. Menyadari dan menerima perasaan ini penting agar proses penyembuhan berjalan sehat, misalnya melalui menulis jurnal atau berbagi cerita dengan teman.
Tahap berikutnya adalah refleksi diri. Individu didorong untuk mengevaluasi hubungan yang telah berlalu: pelajaran apa yang bisa diambil, kebiasaan apa yang perlu diubah, serta batasan dan nilai diri yang perlu dipertahankan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Setelah refleksi, saatnya upgrade diri. Ada beberapa strategi utama yang disarankan yaitu menjaga kesehatan fisik dan mental dengan olahraga, tidur cukup, atau terapi, mengembangkan potensi melalui belajar keterampilan baru atau ikut pelatihan daring, mengeksplorasi minat baru yang mungkin tertunda selama berpacaran, menguatkan koneksi sosial dengan teman lama dan lingkungan positif, menetapkan tujuan hidup baru sebagai panduan ke depan.
Akhirnya, proses ini bertujuan untuk menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Bukan untuk membalas dendam atau membuat mantan menyesal, tetapi demi pertumbuhan pribadi dan kebahagiaan yang berasal dari dalam diri.
Pesannya sederhana yaitu putus bukan akhir segalanya, tapi awal untuk membangun diri yang lebih kuat dan utuh. (*)
*Reporter: Nurul Aenun Mardia