
PROFESI-UNM.COM – Fungsionaris Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (Maperwa) Universitas Negeri Makassar (UNM) tuai kritik dari mahasiswa hingga alumni. Mulai dari absennya BEM UNM dalam aksi Aliansi Mahasiswa UNM Bersatu dan kritik Alumni pada laman postingan Instagram Maperwa.
Diketahui, pada Selasa (26/7) Aliansi Mahasiswa UNM Bersatu melakukan seruan aksi di depan Gedung Menara Pinisi. Aliansi membawa Grand isu “Tuntaskan Segala Bentuk Problematika dan Reformasi Kebijakan di UNM”. Humas Aliansi Mahasiswa UNM Bersatu, Ananta menyebut ketidakhadiran BEM UNM dalam aksi kali ini karena adanya perbedaan pandangan politik.
“Ada pandangan politik lainnya yang tidak bisa saya jelaskan,” katanya, Selasa (26/7).
Sementara itu, BEM UNM memiliki alasan lain untuk alpa, yakni karena bertepatan dengan agenda Festival Budaya Nasional (FBN). Menanggapi hal tersebut, Anggota BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) yang jugabergabung dalam aksi, Naufal mengungkapkan bahwa alasan tersebut juga tidak logis karena masih banyak anggota BEM lainnya yang bisa turut hadir dalam kegiatan ini.
“Dari pihak BEM U tidak ada yang andil dalam aksi, padahal banyak yang bisa turun kalaupun memang Presiden BEM berhalangan mungkin bisa arahkan anggota lain untuk ikut andil,” ungkapnya pada Kru Profesi, Jumat (29/9).
Sejalan dengan hal tersebut, Anggota BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Fisal menuturkan bahwa ia kecewa dengan langkah yang diambil oleh BEM tersebut. BEM yang notabenenya Lembaga Eksekutif Mahasiswa, seharusnya mengayomi mahasiswa dari berbagai Fakultas termasuk dalam aksi demo seperti ini.
“Kecewa berat dengan keputusan BEM UNM,” tuturnya.
Tak hanya BEM UNM yang mendapat kritik dari mahasiswa, Maperwa juga turut menerima kritikan. Hal tersebut terlihat di laman postingan Instagram @Maperwaunm pada Kamis (28/9). Terlihat postingan tentang Konflik rempang tersebut bukannya menuai komentar positif, namun justru negatif. Komentar menjurus kearah mengkritik sikap Maperwa UNM yang menghapus postingan lama pengurus terdahulu.
“Apa massunu hapus postingan lama,” ujar akun @muhdody_
“Mungkin mauki estetik postingannya kak, haruski berpikir positif,” balas @emmaulangdari
“Ingin wow sekali baru lupa bahwa di akar berkonflik. Mana ada massa UNM terbagi dua berarti dari atas kebawah rancu,” tambah @alwitaufiq2203.
Hingga saat ini, komentar tersebut tidak ditanggapi secara publik oleh Maperwa UNM. Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Maperwa UNM, M. Ikbal Ramadandi membeberkan bahwa ia merasa tidak memiliki kewajiban untuk membalas komentar didalam postingan tersebut. Hal tersebut karena yang berkomentar tidak lagi memiliki status sebagai mahasiswa.
“Jika mahasiswa menyalurkan aspirasi, ya patut kami pertimbangkan. Tapi kalau diluar dari mahasiswa yang tidak punya kepentingan dengan Lembaga. Yah saya juga pusing mau saya apakan,” bebernya. (*)
*Reporter : Nur Arrum Suci Katili