PROFESI-UNM.COM – Penggiat literasi, Atif Natadisastra menghimbau mahasiswa agar tidak membaca setengah atau separuh saat mengakses artikel maupun berita online. hal itu, ia sampaikan saat menyambangi mahasiswa PLS pada perhelatan Festival Literasi Indonesia (FLI) 2019, Kamis (5/9) di Kampus Tidung FIP UNM, Makassar.
Menurutnya, fenomena maraknya hoaks disebabkan kebiasaan masyakarat hanya membaca judul pemberitaan media online tanpa membaca keseluruhan isi berita. Di era sekarang kehidupan masyarakat tidak bisa terlepas dari olah digital dan mudahnya mengakses pemberitaan secara online perlu diimbangi dengan budaya membaca.
“Yang luput dari perhatian soal budaya baca. Saya berani bertaruh masyarakat pada umumnya lebih tertarik akan judul-judul berita online, tanpa mencoba mengunyah atau mencerna apa isi berita itu,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Berdasarkan buku “Indeks Aktivitas Literasi Membaca” yang dirilis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan Kota Makassar menempati urutan ke-38 atau terbilang zona merah. Posisi ini terbilang rendah dalam hal aktivitas membaca, di urutan tersebut Makassar berada di bawah Sulawesi Utara dan Jawa Barat.
“Makassar ini terkait tentang aktivitas membaca, itu berada pada zona merah, urutan 38. Di bawah Sulut dan Jabar,” ujarnya.
Ia pun beranggapan kebiasaan membaca judul saja atau membaca separuh adalah asal muasal terbentuknya hoaks. Oleh karena itu, ia tak hanya berpesan agar membudayakan kebiasaan membaca yang baik tetapi juga memperhatikan dari mana asal informasi. Sebab, kini banyak media-media pemberitaan yang tidak jelas dalam menyajikan informasi.
Cobalah untuk mengakses berita pada media yang terpercaya agar tidak mengalami kendala saat melakukan verifikasi. “Kebiasaan seperti inilah yang membentuk hoaks. Carilah informasi pada media yang terpercaya karenanya tidak sedikit ada media-media yang tidak jelas. Hal ini agar memudahkan dalam melakukan verifikasi,” harapnya.
*Reporter: Muhammad Ilham Akbar. B