PROFESI-UNM.COM – Sejak pertama kali dikonfirmasi adanya warga negara indonesia yang positif terpapar virus Corona atau COVID-19 tentu menjadi acaman bagi Negara Republik Indonesia. Oleh karena itu, beberapa sektor utamanya pendidikan mulai dilakukan secara daring atau Study From Home (SFH), Kamis, (9/7).
Kebijakan tersebut dikeluarkan oleh pemerintah Republik Indonesia demi mencegah penyebaran virus yang bisa terjadi kapan saja dan di mana saja utamanya tempat-tempat yang mengumpulkan banyak orang seperti kampus.
Hal ini merupakan langkah strategis yang dilakukan namun disisi lain dampak yang di hasilkan oleh kebijakan ini tentunya mengurangi tentunya kegiatan-kegiatan dan kerja-kerja organisasi atau lembaga kemahasiswan juga tersendat-sendat bahkan harus di batalkan akibat adanya kebijakan ini.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Seperti yang dialami oleh Himpunan Mahasiswa Administrasi Negara (Himagara) Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Makakassar (UNM) yang merasakan salah satu dampak kebijakan kuliah daring yang sehingga ada beberapa program kerja yang di batalkan akibat pandemi virus Corona.
Menurut Ketua Umum Himagara, Fahmi Amiruddin mengungkapkan sejak
pertama kali dikeluarkannya surat edaran rektor perihal kuliah daring atau SFH pada awal Maret sempat membuat para pengurus bingung untuk melaksanakan salah satu program kerja terbesar.
”Pada saat itu kami semua masih stay di Makassar untuk melanjutkan tugas pokok dan fungsi kepanitiaan. Namun, pada saat dikeluarkannya surat edaran kedua yang berarti perpanjangan kami sudah merasa semakin pusing untuk melaksanakan plan B yang sudah di siapkan, akhirnya kita kerja dengan memanfaatkan media, karena kita juga tidak bisa paksakan, karena bukan hanya aspek pendidikan saja yang hancur, namun semua aspek, dan lini terdampak akibat pandemi COVID-19 ini,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa kepengurusannya telah berdiskusi terkait pola kaderisasi yang sudah di rancangkan kepada angkatan 2019 yang tidak dapat di maksimalkan akibatnya pola kaderisasi menjadi sangat minim
“Di situ keresahannya teman-teman juga terkait bagaimana kerja-kerjanya, karena kan selama ini kita bertatap muka, namun sekarang sekarang kita hanya buatkan kelompok-kelompok dengan pendekatan persuasif dengan memanfaatkan media yang ada, namun tetapi tetap saja tidak ada efektifitas sama halnya dengan kuliah daring yang sama-sama kita sepakati tidak ada efektifitas di dalamnya,” tambahnya.
Fahmi sapaannya juga sempat menyinggung terkait kebiajakan yang sudah dikeluarkan oleh birokrasi kampus UNM soal kuliah secara daring, menurutnya ada data keresahan mahasiswa yang menunjukkan bahwa birokrasi kampus tidak siap untuk melaksanakan kuliah secara daring.
“Ada beberapa dosen yang tidak tahu meggunakan aplikasi LMS, aplikasi Zoom, dan beberapa aplikasi yang sudah di sediakan oleh UNM, karena tidak ada edukasi secara langsung, akibatnya mahasiswa juga terdampak karena hal itu yang ujungnya berimbas pada nilai mahasiswa,” jelasnya. (*)
*Reporter: Fadhil Aqilah
Editor: Dewan Ghiyats Yan Galistan