PROFESI-UNM.COM– Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bekerja sama dengan jaringan Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) dan beberapa kampus, menyelenggarakan Halfday Workshop Hoax Busting and Digital Hygine. Kegiatan ini diikuti lebih dari 1000 peserta dan digelar serentak di 20 kota, Sabtu (21/9).
Ketua Umum AJI Abdul Manan mengatakan, kegiatan ini dilatarbelakangi oleh fenomena sangat banyak dan cepatnya penyebaran informasi di era digital, terutama melalui media sosial. Muatan dari informasi itu beragam. Mulai dari informasi yang bermanfaat dan dibutuhkan publik hingga informasi palsu (hoaks), disinformasi, atau kabar bohong.
Dengan pengguna internet di Indonesia yang mencapai 171,17 juta jiwa membuat informasi yang menyebar sangat luas. Berbagai kalangan usia menggunakannya, dengan berbagai macam informasi yang didapatnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Penetralisasi internet yang tinggi di Indonesia tidak diimbangi dengan kemampuan bersikap kritis terhadap informasi yang beredar.
“Orang mudah percaya hoax karena informasinya sesuai dengan opini atau sikap yang dimiliki,” kata Muhammad Yunus di Makassar.
Akibat mudahnya hoax beredar dikalangan masyarakat, maka berikut tips melawan hoax:
- Jangan langsung percaya dan shere berita yang di dapat, usahakan untuk mengecek dulu alamat situs atau domain yang di dapat, mendeteksi foto maupun vidio dengan baik. Perhatikan keterangan waktu, tempat, dan nama narasumber yang ada di berita tersebut.
- About Us, yaitu apakah situs tersebut sesuai Undang-undang Pers dan berbadan hukum, serta mencantumkan alamat lengkap dan media sosial situs tersebut.
- Sensasional, maksudnya disini kita tidak boleh mudah percaya dengan judul, usahakan membaca secara lengkap isi berita.
- Cek situs mainstream, apakah berita yang beredar ada di media umum terpercaya.
Kegiatan workshop ini digelar serentak di kota-kota berikut: Surabaya, Jember, Jombang, Pamekasan, Malang (Jawa Timur); Pekalongan (Jawa Tengah); Medan (Sumatera Utara), Mataram (Nusa Tenggara Barat); Makassar (Sulawesi Selatan); Palu (Sulawesi Tenggara); dan Banjarmasin (Kalimantan Selatan).
Dalam pelaksanaan workshop ini AJI bekerja sama dengan pers mahasiswa jaringan PPMI dan perguruan tinggi. Persma yang menjadi partner adalah Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Teknokra, Universitas Lampung dan Asosiasi Pers Mahasiswa Sumatera. Sedangkan perguruan tinggi yang menjadi mitra AJI dalam kegiatan ini masing-masing: Universitas Al Azhar, Universitas Sahid (Jakarta); Universitas Bunda Mulia, Serpong (Tangerang Selatan); Fakultas Ilmu Komunikasi (Universitas Panglima Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah); Institut Agama Islam Negeri Parepare (Sulawesi Selatan); Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Aceh Tengah; Universitas Islam Negeri Sultan Thaha (Jambi); dan Universitas Dehasen (Bengkulu).
Untuk kegiatan Halfday Workshop Hoax Busting and Digital Hygine ini, ada lebih dari 2000 peserta dari 20 kota yang mendaftarkan diri. Pada tahun 2019 ini, AJI menargetkan bisa melatih 3000 pengecek fakta secara nasional. Dalam program yang sama tahun 2018 lalu, AJI telah melatih 2622 pengecek fakta dari unsur jurnalis, mahasiswa dan akademisi.(*)
Reporter: Ratu Fathonah Amalia