Firdaus Daud: Kurikulum Pembelajaran Mesti Berisi Paradigma Pengurangan Risiko Bencana

Avatar photo

- Redaksi

Selasa, 21 Februari 2017 - 15:49 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Firdaus, Guru besar bidang Evaluasi pembelajaran Biologi saat menyampaikan orasi ilmiah Paradigma Baru Pengurangan Resiko Bencana di Ruang Teater Menara Pinisi UNM, Selasa (21/2). (Foto: Resa-Profesi)
Firdaus, Guru besar bidang Evaluasi pembelajaran Biologi saat menyampaikan orasi ilmiah Paradigma Baru Pengurangan Resiko Bencana di Ruang Teater Menara Pinisi UNM, Selasa (21/2). (Foto: Resa-Profesi)

PROFESI-UNM.COM – Kurikulum pembelajaran mesti berisikan paradigma pengurangan risiko bencana. Hal tersebut diungkapkan oleh Firdaus Daud saat pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Evaluasi Pembelajaran Biologi di Ruang Teater, lantai 3 Menara Pinisi UNM, Selasa (21/2).

“Pada perguruan tinggi, mitigasi bencana dapat dimasukkan ke dalam mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup. Kalau di sekolah menengah dapat dimasukkan ke dalam muatan lokal dengan asumsi setiap daerah punya kekhasan jenis bencana,” beber pria asal Maros ini.

Orasi ilmiahnya berjudul “Paradigma Baru Pengurangan Risiko Bencana (Suatu Kajian Evaluasi Pembelajaran Biologi).

Dalam orasi ilmiahnya, Firdaus menjelaskan, Indonesia terletak di lokasi rentan berbagai jenis bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami, gunung berapi, banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan lahan. “Selain bencana yang disebabkan kejadian alam, bencana juga disebabkan oleh ulah manusia,” ujarnya.

Namun lulusan Doktoral Universitas Negeri Jakarta ini mengimbuhkan, penduduk Indonesia masih memiliki paradigma konvensional terkait bencana alam. “Masih banyak penduduk menganggap bencana merupakan takdir dan kutukan atas dosa dan kesalahan yang diperbuat. Sehingga tidak perlu berusaha untuk mengambil langkah-langkah pencegahan atau penanggulangan,” bebernya.

Baca Juga :  Universitas Negeri Makassar Sambut Isra Miraj dengan Ceramah

Padahal paradigma seharusnya sudah beralih dari paradigma bantuan darurat menuju paradigma mitigasi/preventif sekaligus paradigma pembangunan. Dalam pendekatan paradigma yang disebutnya paradigma pengurangan risiko, Firdaus menggambarkan formulasi secara skematis, yaitu risiko suatu bahaya sama dengan hasil perkalian antara bahaya tersebut dengan kerentanan penduduk terhadapnya.

“Semakin tinggi risiko tersebut maka semakin mendesak untuk mendahulukan kerentanan bahaya sebagai target mitigasi dan usaha kesiapan, demikian pula sebaliknya. Contohnya, gempa bumi di pulau yang tidak ada penduduknya,” jelasnya. (*)


*Reporter: Awal Hidayat

Berita Terkait

UNM Gelar Pengukuhan Tiga Guru Besar
Rektor UNM Imbau Pejabat Baru Harus Lebih Baik
Rektor Lantik 144 ASN di Lingkup UNM
Berikut Daftar Riwayat Hidup Amra Ariyani
Amra Ariyani Raih Gelar Doktor Pendidikan Bahasa Inggris
Tim PKM Dosen FPsi UNM Ajarkan Teknik Relaksasi pada Lansia
Tim PKM UNM Beri Psikoedukasi Career Plan dan Coaching pada Siswa MTs An-Nur
Sebanyak 34 Pejabat Baru UNM Resmi Dilantik
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 27 Juli 2024 - 19:39 WITA

UNM Gelar Pengukuhan Tiga Guru Besar

Senin, 19 Februari 2024 - 21:09 WITA

Rektor UNM Imbau Pejabat Baru Harus Lebih Baik

Jumat, 22 Desember 2023 - 23:17 WITA

Rektor Lantik 144 ASN di Lingkup UNM

Jumat, 22 Desember 2023 - 12:10 WITA

Berikut Daftar Riwayat Hidup Amra Ariyani

Jumat, 22 Desember 2023 - 11:51 WITA

Amra Ariyani Raih Gelar Doktor Pendidikan Bahasa Inggris

Berita Terbaru

Pendidikan Sejarah

Pameran Sejarah Jadi Wadah Edupreneurship dan Wisata

Kamis, 8 Mei 2025 - 02:21 WITA

Fakultas Psikologi

Tim BKP Fakultas Psikologi Gelar Psikoedukasi Sex Education di PAUD Kartini

Kamis, 8 Mei 2025 - 02:00 WITA

Himanis

UMKM Fest Wadah Promosi dan Pemberdayaan UMKM Lokal

Rabu, 7 Mei 2025 - 02:27 WITA