PROFESI-UNM.COM – Julukan “kupu-kupu” atau biasa disebut kuliah pulang, kuliah pulang kerap melekat pada mahasiswa yang jarang terlihat aktif di luar kelas. Mereka biasanya langsung pulang setelah jam kuliah selesai tanpa terlibat kegiatan kampus lain.
Gaya ini memang sah-sah saja, tapi tidak jarang menimbulkan rasa kesepian dan keterasingan, apalagi bagi mahasiswa rantau.
Salah satu trik sederhana adalah memanfaatkan waktu di kampus untuk sekadar menyapa atau mengobrol ringan dengan teman sekelas.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Percakapan singkat sebelum atau sesudah kuliah bisa jadi awal membangun relasi tanpa perlu terlibat dalam organisasi besar. Kontak kecil semacam ini cukup efektif untuk mengusir rasa sendiri.
Selain itu, menjalin koneksi melalui media sosial juga bisa jadi solusi ringan. Terlibat aktif di grup WhatsApp kelas, komunitas kampus, atau forum daring lainnya membantu mahasiswa tetap merasa menjadi bagian dari lingkungannya.
Meskipun secara fisik tidak banyak beraktivitas di luar, keterlibatan virtual bisa jadi ruang aman untuk bersosialisasi.
Jika merasa jenuh di kamar kos, mahasiswa juga bisa mencoba rutinitas baru seperti belajar di perpustakaan, taman kampus, atau kafe terdekat.
Lokasi yang sedikit ramai memberi suasana berbeda dan memungkinkan terciptanya interaksi spontan. Meski hanya sekadar bertukar senyum dengan barista atau duduk di sebelah orang lain, itu bisa berdampak positif.
Bagi mahasiswa kupu-kupu yang lebih introvert, kegiatan solo yang tetap bermakna seperti membaca buku di taman, menulis jurnal harian, atau ikut webinar online bisa menjadi pengisi waktu yang menyenangkan.
Pilih aktivitas yang tidak memaksa keluar dari zona nyaman, tapi tetap memberi rasa produktif dan terhubung.
Menjadi mahasiswa kupu-kupu bukan berarti harus menjalani hari-hari dalam kesepian. Dengan sedikit usaha dan keberanian untuk membuka diri, siapa pun bisa menemukan kenyamanan dalam keseharian. (*)
*Reporter: Eka Septi Irianti