
PROFESI-UNM.COM – Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri merupakan momen spesial yang ditunggu-tunggu oleh umat Muslim. Setelah sebulan berpuasa, perayaan Lebaran sering kali identik dengan hidangan lezat dan beragam. Namun, perubahan pola makan yang drastis dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti gangguan pencernaan, lonjakan gula darah, dan kenaikan berat badan yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, penting untuk tetap memperhatikan pola makan meskipun sedang dalam suasana perayaan.
Hidangan Lebaran yang beragam dan lezat memang menggoda untuk dicicipi semuanya. Namun, penting untuk memperhatikan porsi setiap makanan yang dikonsumsi. Gunakan piring berukuran sedang untuk membatasi jumlah makanan dan sajikan makanan utama dalam porsi yang lebih kecil dari biasanya.
Air putih perlu diprioritaskan dibandingkan minuman manis atau berkarbonasi selama perayaan Lebaran. Air putih membantu sistem pencernaan bekerja optimal, menghindari dehidrasi yang sering terjadi selama Lebaran, dan mencegah rasa lapar yang sebenarnya merupakan tanda dehidrasi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Berbagai makanan yang disajikan selama Lebaran sebaiknya dikonsumsi dengan seimbang. Pastikan sayuran dan buah-buahan tetap dikonsumsi, batasi makanan yang digoreng dan berlemak tinggi, dan konsumsi makanan yang mengandung protein sehat seperti ikan dan ayam tanpa kulit. Makanan manis dan berkalori tinggi juga perlu dibatasi jumlahnya.
Makanan penambah fokus dan konsentrasi untuk mahasiswa yang Berpuasa
Meskipun jadwal aktivitas berubah selama Lebaran, jadwal makan sebaiknya tetap dijaga. Usahakan untuk sarapan dengan menu sehat, konsumsi makanan utama dalam jadwal yang teratur, dan hindari makan berlebihan di malam hari. Setelah sebulan berpuasa, sistem pencernaan membutuhkan waktu untuk beradaptasi kembali dengan pola makan normal.
Menjaga pola makan selama Lebaran bukanlah hal yang mustahil dilakukan. Dengan menerapkan tips-tips di atas, kesehatan tetap dapat dijaga tanpa mengurangi kegembiraan dan kebersamaan selama perayaan.
Kunci utamanya adalah kesadaran diri dan kontrol yang baik terhadap jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Dengan demikian, momen Lebaran dapat dinikmati dengan maksimal tanpa harus khawatir dengan masalah kesehatan yang mungkin muncul setelahnya. (*)
*Repoter: St. Masyita Rahmi