
PROFESI-UNM.COM – Ramadhan bukan sekadar bulan menahan lapar dan haus bagi umat Muslim, tetapi juga momentum untuk meningkatkan ketakwaan, berbagi, dan mempererat hubungan sosial. Namun, bagi teman-teman non-Muslim, pemahaman tentang bulan suci ini bisa jadi masih terbatas. Oleh karena itu, edukasi mengenai makna Ramadhan menjadi penting agar dapat meningkatkan toleransi dan saling menghormati antarumat beragama.
Salah satu hal utama adalah bahwa Ramadhan bukan hanya soal puasa, tetapi juga latihan spiritual dan sosial. Umat Muslim tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga dari amarah, perkataan yang tidak baik, serta perilaku yang dapat merugikan orang lain. Nilai-nilai ini dapat diapresiasi oleh siapa saja, terlepas dari latar belakang agama.
Selain itu, Ramadhan juga menjadi momen berbagi dan peduli terhadap sesama. Banyak umat Muslim yang berlomba-lomba dalam bersedekah dan membantu mereka yang kurang mampu. Hal ini mengajarkan nilai solidaritas sosial yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh semua orang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam interaksi sosial, penting bagi teman non-Muslim untuk memahami edukasi etika saat bergaul dengan mereka yang sedang berpuasa. Misalnya, menghormati orang yang berpuasa dengan tidak mengajak makan atau minum secara langsung serta memahami bahwa jam aktivitas mereka bisa sedikit berubah, terutama menjelang berbuka puasa.
Perencanaan Keuangan Idul Fitri bagi Mahasiswa Perantau
Tidak sedikit pula teman non-Muslim yang ikut merasakan kebersamaan dalam Ramadhan, misalnya dengan ikut berbuka puasa bersama atau mengunjungi masjid untuk memahami lebih jauh tentang tradisi Ramadhan. Pengalaman ini sering kali memberikan wawasan baru tentang Islam sebagai agama yang penuh kedamaian dan kebersamaan.
Mengedukasi tentang Ramadhan bukan hanya tanggung jawab umat Muslim, tetapi juga bisa menjadi momen untuk saling belajar dan memahami keberagaman. Dengan demikian, hubungan sosial yang harmonis dapat terus terjaga, dan toleransi antarumat beragama semakin kuat. (*)
*Reporter: Nur Mardatillah