PROFESI-UNM.COM – Perkembangan teknologi telah membawa dampak besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan dan manajemen institusi. Salah satu inovasi penting yang hadir di tahun 2024 adalah aplikasi A Quality, sebuah terobosan yang dirancang untuk mempermudah proses audit internal mutu akademik (AMI) di lingkungan universitas. Dalam wawancara mendalam yang dilakukan, berbagai informasi menarik mengenai aplikasi ini terungkap, menunjukkan bagaimana A Quality menjadi game changer di dunia pendidikan tinggi.
Seorang narasumber menjelaskan, “Ee..dalam proses AMI ini sekarang saya sudah menggunakan aplikasi di tahun 2024 ini dimulai. Sebelumnya itu kita masih menggunakan cipmot, saat ini Alhamdulillah sudah ada aplikasi, aplikasi itu namanya A Quality.” Ini menunjukkan bahwa transisi dari metode manual ke digital memberikan dampak yang signifikan pada efisiensi kerja.
Aplikasi A Quality bukan hanya sekadar alat untuk mempermudah auditor, tetapi juga mencakup berbagai fitur yang mendukung efisiensi proses audit. Salah satu fitur unggulan dalam aplikasi ini adalah M Palinvi, yang dirancang untuk memfasilitasi seluruh tahapan audit internal. “Aplikasi itu namanya M Palinvi. Di dalam aplikasi M Palinvi itu tidak hanya sekedar AMI saja, tapi juga ada yang dibutuhkan oleh koki?” tambah narasumber tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penggunaan aplikasi ini tidak terbatas pada auditor saja. Mahasiswa pun menjadi bagian integral dari proses ini. Mahasiswa diminta untuk mengisi berbagai instrumen melalui Sistem Informasi Akademik (SIA). Hal ini memastikan bahwa data yang dikumpulkan benar-benar mencerminkan kondisi riil di lapangan. “Coba buka A Quality UNM, bisa nda? Bisa dibuka? Pernah buka kah? Pernah tes ngga? Mahasiswa disuruh ngisi loh, belum ya? Oh sudah mulai program tahun ini 2024. Tetapi untuk AMI belum, baru diperkenalkan konsep itu selesainya 20 habis,” jelas narasumber.
Keberadaan instrumen yang terintegrasi dengan SIA menjadi salah satu keunggulan utama aplikasi A Quality. Dengan instrumen yang sudah tersedia, proses audit menjadi lebih mudah dan akurat. “Nah itu dia, quis kamu bisa ngisi menggunakan SIAnya. Di situ semua instrumen ada. Terkait dengan input internal, udah ada. Dengan seperti ini AMI jadi lebih mudah karena semua instrumen yang dibutuhkan untuk audit semua sudah ada di situ, jadi tinggal diisi. Instrumennya itu berdasarkan pada aplikasi yang digunakan masing-masing prodi. Prodi MIPA kan beda, bener ngga? MIPA kebanyakan apa? Aplikasi untuk MIPA di Ekonomi kebanyakan La memba?” ungkapnya.
Pengembangan aplikasi ini sebenarnya telah dirintis sejak lama, tetapi baru diimplementasikan sepenuhnya pada tahun 2024. Tahapan awal pengembangan melibatkan penyusunan instrumen yang akan dimasukkan ke dalam aplikasi. “Ini dirintis kayanya sejak lama, saya baru masukkan di per Agustusan 2024. Itu sudah monevnya, itu sudah masuk sebagian. Jadi diawali dulu dari penyusunan instrumen terlebih dahulu, instrumen-instrumen yang akan mau diisi, yang dimasukkan dalam aplikasi khususnya,” jelas narasumber.
Proses penyusunan instrumen melibatkan tim khusus yang terdiri dari berbagai fakultas dan lembaga di universitas. Mereka bekerja sama untuk memastikan bahwa aplikasi ini dapat memenuhi kebutuhan semua pihak. “Oleh ada tim yang terdiri dari univ yang masih bermutu, dari macam fakultas, kemudian oleh tim aplikasi kemudian membuat aplikasi seperti ini, sejak tahun kemarin dirintis. Jadi sudah dirintis, tapi baru digunakan di 2024. Diawali itu monev instrumennya dulu, instrumen monevnya dulu. Nah kaya instrumen ke frasa dan sebagainya itu ada di situ semua. Kepuasan mitra dan sebagainya itu sudah ada, tetapi yang belumpi fiks itu adalah AMI. AMI itu baru rilis per September benar-benar selesai,” tambahnya.
A Quality dirancang dengan sistem yang terstruktur. Salah satu fitur yang sangat membantu adalah jadwal pengisian instrumen yang terintegrasi dengan SIA. “Ada instrumen, misalkan instrumen seminar, seminar aa.. seminar proposal itu juga ada mahasiswa yang sudah bekompeten. Kepuasan mahasiswa itu juga di situ ada. Nah mestinya, semua mahasiswa mengisi itu terkait dengan monevnya ya, bukan lain lagi kalau terkait AMI-nya,” jelas narasumber.
Pengisian instrumen ini dipantau oleh Gugus Penjaminan Mutu (GPM) di masing-masing program studi. GPM bertanggung jawab memberikan instruksi kepada mahasiswa dan memastikan bahwa semua instrumen telah diisi sesuai jadwal. “Sama SIA, karena kan sesuai jadwal. Hari ini kan reschedule, kapan diisi instrumen kepuasan mahasiswa, sampai kapan, kemudian sampai kapan diinfokan terus. Jadi ada schedulenya seperti itu. Kan SIA-nya pada saat akhir selesai kuliah itu kan ada tanggalnya. Nah siapa yang menginstruksikan adalah GPM di masing-masing prodi. Itu ada kejaminan mutu, ada berapa dosen yang kemudian ditunjuk sebagai tim GPM. Nah biasa itu yang mengarahkan mahasiswa untuk mengisi SIA-nya seperti itu,” katanya.
Selain mahasiswa, aplikasi A Quality juga menyediakan akses untuk mitra dan pemangku kepentingan lainnya. Namun, akses ini tidak memerlukan login, sehingga lebih praktis. “Ini yang bisa akses itu cuman mahasiswa. Jadi kalau ngisi pake modal SIA, yang keluar adalah ini instrumennya. Tidak akan keluar yang ini, karena memang bukan mahasiswa yang isi. Berbagai macam instrumen yang muncul. Kalau yang tidak ini, kalau untuk mahasiswa ini wajib sign in, wajib mendaftar, wajib login. Tetapi kalau seandainya yang tidak perlu login itu adalah ini Onlen Vikra. Jadi siapa pun mitra itu bisa mengisinya, tidak perlu login terkait dengan KKM, kalau merasa kritik atau apa sebagainya, kaya gitu,” jelas narasumber.
Fitur ini memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dapat memberikan masukan secara langsung dan mudah. Hal ini menjadi bagian dari upaya universitas untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses audit mutu akademik.
Meskipun aplikasi A Quality telah menunjukkan banyak keunggulan, implementasinya tentu tidak tanpa tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah memastikan bahwa semua pihak, baik mahasiswa, dosen, maupun mitra, memahami cara menggunakan aplikasi ini. Oleh karena itu, sosialisasi dan pelatihan menjadi sangat penting.
“Kami berharap aplikasi ini dapat digunakan secara optimal oleh semua pihak. Dengan adanya A Quality, kami yakin proses audit internal akan menjadi lebih efisien dan transparan. Kami juga terus melakukan evaluasi dan pengembangan agar aplikasi ini dapat memenuhi semua kebutuhan,” tutup narasumber.
Dengan hadirnya aplikasi A Quality, proses audit internal mutu akademik di universitas telah memasuki babak baru. Inovasi ini tidak hanya mempermudah auditor, tetapi juga melibatkan mahasiswa dan pemangku kepentingan lainnya dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Meskipun masih ada tantangan yang harus dihadapi, langkah ini menjadi bukti nyata bahwa teknologi dapat membawa perubahan positif dalam dunia pendidikan tinggi. (*)
*Reporter: Firmansyah
