
PROFESI-UNM.COM – Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Khusus (PKh), Ulfin Dwi Ramadhani mengaku sering mengajukan penyediaan juru bahasa isyarat bagi penyandang disabilitas kepada pihak jurusan dan fakultas, namun tidak mendapat respons apapun.
“Sangat sering mengajukan guru pembimbing khusus ataupun juru bahasa isyarat untuk mendampingi mahasiswa difabel dan beberapa kali juga dialog terbuka bersama pimpinan fakultas dan jurusan mengenai hal ini tetapi memang belum diindahkan sampai sekarang,” katanya lewat Whatsapp, Jumat (12/1).
Sejumlah mahasiswa penyandang disabilitas mengeluh sulit memahami materi-materi yang diberikan dosen, bagi mahasiswa tuna netra sangat sulit mengakses Syam Ok pada saat pembelajaran, mahasiswa autis yang tidak memiliki pendamping, dan sebagainya. Hal ini harusnya menjadi acuan dan perhatian besar bagi pimpinan fakultas maupun universitas agar menyediakan fasilitas yang ramah disabilitas.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tidak pernah mendapatkan fasilitas khusus (bagi mahasiswa penyandang disabilitas) dan bahkan ada beberapa oknum dosen yang acuh tak acuh,” kata Ulfin.
Di samping itu, mahasiswi PKh, Andi Tenri yang merupakan mahasiswa tuna rungu mengatakan sangat membutuhkan pendamping yang dapat membantunya belajar di kelas.
“Kami tuli, harus ada butuh akses juru bahasa isyarat karena nyaman bisa dilihat dan dipahami pembelajaran dengan menggunakan bahasa isyarat,” akunya.
Tenri berharap agar perkembangan aksesibilitas bagi mahasiswa penyandang disabilitas khususnya di Jurusan PKh semakin maju dengan adanya berbagai fasilitas yang menunjang guna mewujudkan kesamaan hak dan kesempatan bagi mereka untuk memperoleh pendidikan.
Sementara itu, pihak birokrat terkhusus Ketua Prodi PKh bungkam mengenai isu ini. Hal ini disinyalir karena fakta bahwa tidak adanya juru bahasa isyarat yang disediakan dari pihak fakultas bahkan universitas. (*)
*Reporter: Mujahidah