
PROFESI-UNM.COM – Tiga mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Makassar (BK UNM) meraih juara 3 pada Lomba Inovasi Pendidikan Tingkat Nasional. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang (FIP UM) pada Senin, (27/11).
Mahasiswa yang tergabung dalam satu tim itu diantaranya Muh. Syawal Hikmah, Hastriani Rahayu dan Nurshanty Putri Amalya. Karya tulis yang mereka ikut sertakan berjudul “Peace Card : Inovasi Media Bimbingan Kelompok Berbasis Augmented Reality Sebagai Upaya Membangun Budaya Damai di Kalangan Siswa SMP”.
Ketua tim, Muh. Syawal Hikmah mengungkapkan alasan Ia dan timnya mengangkat inovasi ini karena budaya damai sangat penting dan sangat perlu dibangun dalam lingkungan sekolah. Hal ini perlu diterapkan dalam lingkup sekolah.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami mengambil inisiatif untuk menstimulus agar berpikir tentang kedamaian diterapkan dalam lingkungan sekolah,” ungkapnya.
Mahasiswa angkatan 2021 ini menuturkan terdapat 2 kelebihan dari inovasi mereka yaitu peace card (kartu kedamaian) dan aplikasi augmented reality yang diciptakan untuk memberikan pengalaman belajar lebih menarik dan mendalam bagi siswa serta melalui pemaksimalan audio visual.
Kartu tersebut juga terdapat gambar berkaitan dengan 10 aspek kedamaian di lingkungan sekolah, diantaranya sopan santun, mengontrol emosi, rendah hati, empati, stop kekerasan fisik dan verbal, kejujuran, bersahabat, toleransi, stop bullying dan meminta maaf.
“Kelebihan dari inovasi kami, setelah peace card ini di-scan di aplikasi, akan muncul gambar tiga dimensi disertai audio penjelasan dari kartu tersebut,” jelasnya.
Selain media berbasis kartu augmented reality, Syawal juga menjelaskan diperlukan adanya 4 tahapan bimbingan kelompok dengan para siswa SMP dalam menjalankan inovasi ini, yaitu:
1. Tahap pembentukan: pengenalan mengenai definisi dan tujuan yang ingin dicapai
2. Tahap peralihan: melibatkan pembimbing kelompok untuk membangun suasana nyaman, keseriusan dan keyakinan anggota kelompok terhadap layanan bimbingan kelompok
3. Tahap inti: melaksanakan pembahasan masalah yang disepakati oleh anggota kelompok dengan menggunakan media peace card
4. Tahap pengakhiran: mencakup evaluasi pesan dan kesan serta evaluasi layanan.
Terakhir, Ia berharap dari adanya inovasi ini, dapat menjadi jawaban permasalahan yang dialami siswa di sekolah, salah satunya masalah agresivitas siswa, baik fisik maupun verbal. Siswa juga lebih memahami dan menerapkan nilai-nilai perdamaian.
“Harapannya semoga siswa semakin memahami budaya damai di sekolah melalui pengalaman belajar berbasis audio visual,” harapnya. (*)
*Reporter: Nur Illa Fatih/ Editor: Firmansyah