PROFESI-UNM.COM – Gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang cukup memakan korban jiwa. Sebut saja gempa di Lombok yang baru saja terjadi beberapa waktu lalu, total jumlah korban meninggal sebanyak 555 jiwa dan 390.529 jiwa penduduk mengungsi. Jumlah tersebut menunjukkan betapa mengerikannya bencana gempa di Lombok.
Berhubungan dengan itu, berikut adalah tips-tips yang bisa dilakukan saat gempa sedang terjadi.
Saat gempa mulai mengguncang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
- Saat gempa mulai mengguncang sebaiknya tetap tenang dan jangan panik agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, kemudian merunduk lalu jongkok dan berlindung dibawah meja.
- Apabila berada diluar ruangan bersimpuh lindungi kepala.
- Saat berada dibawah meja Tetap bertahan, dengan memegang kaki meja atau benda kokoh untuk berlindung dari benda yang berjatuhan. Usahakan untuk menghindari benda yang terbuat dari kaca, baik jendela maupun lemari, pintu, dinding pembatas ruang, lampu gantung yang dapat runtuh atau pecah.
Setelah guncangan gempa berhenti, Berikut hal yang dilakukan saat gempa selesai mengguncang.
1.Setelah guncangan terjadi segera evakuasi diri keluar menuju Titik Kumpul terdekat, atau lapangan terbuka.
2.Apabila ada asap, sebaiknya keluar dari gedung dengan merangkak sehingga bisa menghindari terhirup asap yang padat.
3.Tetaplah tenang, jangan panik, jangan mendorong, jangan berlari, dan ikuti instruksi menuju titik kumpul terdekat, atau menuju lapangan terbuka. Bergegaslah keluar ruangan bila sedang berada di laboratorium dengan zat-zat yang berbahaya.
4. Apabila berada di luar, jauhi tiang listrik, pohon dan gedung yang dapat roboh.
5. Saat sedang mengevakuasi diri sebaiknya menggunakan tangga dan tidak menggunakan lift karena lift bisa saja macet tiba-tiba akibat dampak dari gempa yang terjadi.
6. Bila telah selamat saat gempa bumi segera laporkan keselamatan anda pada tim Keamanan, Kesehatan, Keselamatan Kerja di Gedung (K3G).
Itulah beberapa tips yang bisa dilakukan saat terjadi gempa sehingga bisa menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dan bisa lebih tanggap lagi dalam menghadapi bencana alam seperti gempa bumi. (Sumber: Pusat penelitian dan mitigasi bencana ITB)
*Fikri Rahmat Utama