
PROFESI-UNM.COM – Zakir Sabara hadir sebagai pembicara pada Seminar Nasional Media Propaganda oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FIS-H) Universitas Negeri Makassar (UNM). Dalam kesempatan ini Ia mengungkapkan bagaimana bahaya penggunaan ponsel masa kini, salah satunya menyebabkan mahasiswa sulit fokus di kelas. Kegiatan ini berlangsung di Ballroom D lantai 2 Menara Pinisi UNM, Jumat (24/11).
Zakir menyebut sejak 2020 hingga sekarang ada peningkatan signifikan penggunaan telepon genggam di Indonesia. Jika disederhanakan peningkatannya hingga saat ini mencapai 5% tiap tahunnya. Selain itu estimasi penggunaan ponsel untuk mengakses internet adalah 7 jam 42 menit perhari.
“Sekarang peningkatannya kurang lebih 5% setiap tahun. Rata-rata orang menggunakan internet hampir 8 jam setiap hari,” tuturnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Lebih lanjut, ia menyebut rata-rata pengguna internet menghabisakan waktu hingga 3 jam untuk media sosial. Selain itu, dalam sehari seseorang dapat memantau ponselnya hingga 150 kali.
“Data menunjukkan 110 kali sampai 150 anda mengintip handphone anda dalam sehari,” bebernya.
Sementara itu, Guru besar Ilmu Teknik Kimia ini menyebut bahwa perkembangan teknologi saat ini membuat perubahan perilaku pada mahasiswa. Manusia menjadi sangat bergantung hingga tak bisa lepas dari gadget.
“Anak-anak jaman sekarang gasuka disuruh simpan handphone, kalau disuruh simpan handphone dia kasih naik ipadnya,” sebutnya.
Terahir, Zakir mengungkapkan mahasiswa lebih banyak menghabiskan waktu dengan ponsel dan internet sehingga lupa waktu sampai begadang. Akhirnya ketika mahasiswa tiba di kampus untuk belajar, mahasiswa menjadi tidak fokus pada materi yang diberikan oleh dosen. Hal ini juga berlaku ketika mahasiswa mengikuti kegiatan di luar kampus. Mahasiswa menjadi tidak terkendali karena hanya fokus pada ponsel dan media sosial.
“Itulah yang membuat dosen sulit menghadapi mahasiswa karena kepalanya over kapasitas yang bukan urusannya juga mau nacari. Mau semua nacarai tau urusan sebelum tidur jadi kepalaya overload. Akhirnya ketika di kampus susah diatur sama pengurus lembaga, sama dosen,” ujarnya. (*)
*Reporter: Nur Arrum Suci Katili