PROFESI-UNM.COM – Hari pertama pelaksanaan Diklat Jurnalistik Mahasiswa Tingkat Dasar (DJMTD) 2019, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM) menghadirkan wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam sebagai pemateri di Balai Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Desa Dan Kelurahan, Kota Makassar, Jl Andi Djemma, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (31/10/2019).
Ia mengupas tuntas teknik Perencanaan Peliputan dan Teknik Wawancara.
Fahrizal Syam membeberkan teknik wawancara dan menembus narasumber.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia mengungkapkan cara mencari tahu momentum yang tepat untuk bertanya.
Caranya yakni menyesuaikan kondisi, jauhi pertanyaan yang bernada menggurui, usahakan menggunakan kalimat tanya yang pendek dan mudah di mengerti serta membuahkan jawaban objektif, hindari pertanyaan yang sifatnya mencari legitimasi.
“Ketika melakukan wawancara, jangan menjudge bahwa ini yang salah ini yang benar, tuliskan faktanya sesuai yang diucapkan narasumber,” kata mantan Kepala Penelitian dan Pengembangan (Litbang) LPM Profesi ini.
Jurnalis Desk Ekonomi Tribun Timur ini juga menambahkan inti wawancara yaitu memenuhi informasi terkait 5w + 1H.
Baca juga:
Profesi UNM, Sejarah Panjang Pencetak Jurnalis Top di Makassar
Jurnalis Tribun Timur Hasim Arfah: Jurnalistik Bertransformasi Dari Mading Batu ke Media Digital
Ex Jurnalis Tempo Abdul Rahman Ungkap Tantangan Pers Mahasiswa di DJMTD 2019 Profesi UNM
“Semakin banyak pertanyaaan semakin bagus, akan mudah dalam menyusun berita nantinhya, kalau wawancara juga pastikan merekam wawancaranya, karna ini akan jadi bukti nantinya,” katanya.
Saat pembawaan materi ini, peserta sangat antusias, terlihat dari banyaknya peserta yang memberikan pertanyaan.
Salah satu pertanyaan unik dari peserta DJMTD 2019 yakni dari Nur Fikri Arsyad.
“Kenapa pers tidak ditilang? Betulkah itu?,” tanya peserta dari Fakultas Ekonomi yang mengaku ikut DJMTD 2019 karena penasaran dengan hal tersebut.
Menanggapi hal itu, Fahrizal Syam memberikan jawaban, hal ini sebenarnya merusak citra jurnalis.
Seolah jurnalis itu bebas melanggar kebijakan.
Padahal, lanjut pemateri kelahiran Kabupaten Soppeng ini, faktanya jurnalis juga bisa ditilang jika melakukan pelanggaran.
“Siapa bilang? Saya sering ditilang kok. Kalo kita salah, tidak pakai SIM (Surat Izin Mengemudi) yah salah juga. Memang ada biasa wartawan yang menakuti polisi, bilangnya saya wartawan mau liput ini itu pak. Tapi hal ini tak patut dicontoh. Saya harap kalian jadi warga negara yang baik,” jelasnya.
Sebagai penutup materi, Fahrizal Syam berpesan untuk memmperhatikan attitude ketika melakukan wawancara. Menjaga sikap sopan santun, ramah, dan memahami karakter narasumber.
“Perbanyak ngopilah, jangan terlalu kaku,” katanya.(*)
Lihat video Bincang DJMTD Via Profesi TV:
Like dan Follow Instagram Profesi UNM:
*Reporter: Andi Dela Irmawati