
PROFESI-UNM.COM – Aliansi Mahasiswa UNM mengadakan Meja Demokrasi (Menjamu Aspirasi Demokrasi) di Pelataran Menara Pinisi, Senin (15/7).
Meja Demokrasi adalah ejawantah dari tema kegiatan ini yakni ‘Semua Berhak Suarakan Masalah UNM’ mengingat kondisi UNM saat ini yang mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dinilai sebagai bentuk komersialisasi pendidikan.
Aliansi Mahasiswa UNM didukung oleh BEM FIS-H UNM, BEM FBS UNM, BEM FMIPA UNM, BEM FIP UNM, HMPS PE UNM, Serikat Peduli Dasa Dharma, Aliansi Mahasiswa FIIK, dan FMN UNM yang juga turut hadir.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Mereka menuntut Rektor UNM untuk menyelesaikan 8 tuntutan yang dilayangkan.
Mulai dari persoalan kwitansi almamater yang menjadi syarat stempel nim mahasiswa baru, SK peninjauan UKT, SK Kursus Pembina Pramuka Tingkat Mahir Dasar (KMD) di prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), satgas PPKS UNM, Pembayaran uang wisuda dan ramah tamah yang tidak merata di semua fakultas, penggolongan UKT mandiri, IPI kedokteran, serta wesbite UNM yang sering error.
Zahran selaku perwakilan BEM FMIPA mengatakan kegiatan ini sebagai bentuk Aliansi Mahasiswa UNM menyelesaikan persoalan yang ada.
“Tujuannya merespons kejadian intimidasi yang viral kemarin, ini juga sebagai audiensi Aliansi mahasiswa UNM untuk turun baik-baik menyelesaikan masalah ini,” katanya.
Saat Meja Demokrasi berlangsung, Aliansi Mahasiswa UNM meminta Rektor UNM turun dari ruangannya untuk menyelesaikan masalah ini.
Namun, saat itu Rektor UNM tidak dapat ditemui lantaran sedang lelah.
“Kita coba membuka ruang diskusi dengan pihak UNM. Tapi justru pihak UNM tidak mau menemui kita,” ujarnya.
Zahran bersama dengan mahasiswa lainnya mengaku kecewa dengan hal ini.
“Sangat kecewa, alasan rektor tidak mau menemui karena capek, apa yang menjadi aspirasi kita adalah masalah lama, kalau capek itu adalah resiko dia kenapa mau menerima amanah kalau masalah yang ada seperti ini saja tidak diselesaikan dengan alasan capek,” pungkasnya.
Meski tidak dapat menemui rektor, Aliansi Mahasiswa UNM tetap melayangkan 8 tuntutan itu kepada meja kosong sebagai satire atas ketidakhadiran rektor.
Ini bukanlah akhir dari upaya mereka dalam menyelesaikan tuntutan yang ada.
Mereka akan terus berusaha untuk menyampaikan aspirasi dari mahasiswa UNM.
“Harapannya semoga kita bisa bertemu langsung menyampaikan aspirasi teman-teman,” tutup Zahran. (*)
*Reporter: Ulfa Zahirah Sudirman