PROFESI-UNM.COM – Puasa Arafah merupakan salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Ibadah ini dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah, sehari sebelum Hari Raya Idul Adha, dan memiliki nilai spiritual yang sangat tinggi. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
“Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa-dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.” (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan keutamaan besar dari puasa Arafah. Amalan ini tidak hanya membersihkan dosa-dosa sebelumnya, tetapi juga merupakan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara yang istimewa. Pada hari Arafah, jutaan jemaah haji berkumpul di Padang Arafah sebagai bagian dari ibadah haji mereka, sementara umat Islam di seluruh dunia berpuasa sebagai bentuk solidaritas.
Puasa Arafah juga mengajarkan umat Muslim tentang nilai-nilai kesabaran, pengendalian diri, dan kepedulian terhadap sesama. Menahan lapar dan haus sepanjang hari merupakan ujian yang mengajarkan ketabahan dan pengorbanan. Lebih dari itu, puasa ini mengingatkan kita akan pentingnya bersyukur atas nikmat kesehatan dan kesempatan untuk beribadah.
Selain dari aspek individu, puasa Arafah juga memiliki dimensi sosial yang penting. Ia mengajarkan umat Islam untuk saling mendukung, saling mengingatkan akan kebaikan, dan menjaga tali persaudaraan. Dalam kesempatan ini, umat Islam dianjurkan untuk berdoa dengan penuh harap kepada Allah untuk mengampuni dosa-dosa kita dan memberkahi hidup kita di dunia dan akhirat.
Secara keseluruhan, puasa Arafah bukan hanya sekadar rutinitas ibadah, tetapi juga sebuah peristiwa spiritual yang mengajarkan kita untuk introspeksi diri, meningkatkan ketakwaan, dan memperkuat ikatan dengan Allah SWT. Ibadah ini menegaskan bahwa di balik setiap amalan, terdapat pelajaran dan hikmah yang mendalam bagi kehidupan umat manusia. (*)
*Reporter: Firmansyah