PROFESI-UNM.COM – Limbah yang dihasilkan oleh masyarakat semakin lama semakin banyak dan beragam. Limbah yang mencemari sungai, tanah, dan lautan akan berdampak buruk bagi organisme penghuninya. Jalan keluar dari masalah ini yaitu dengan mengolah limbah dan mengubahnya menjadi kurang beracun atau bahkan menjadi bahan yang berguna.
Prinsip kerja dalam pengolahan limbah melibatkan berbagai fasilitas, dan prosesnya secara umum sebagai berikut:
a. Pengumpulan
Limbah dari rumah, industri, dan dari aktivitas lainnya disalurkan ke jaringan saluran bawah tanah, lalu dikumpulkan ke pusat pengolahan.
b. Pemilahan
Limbah yang masuk ke tempat pengolahan dilewatkan pada lempengan metal yang berfungsi memisahkan (memilah).
c. Pengaliran limbah
Limbah dialirkan lewat lubang-lubang kecil. Kerikil dan pasir pada larutan limbah disaring, dicuci, lalu dikumpulkan dan digunakan untuk mengisi lubang-lubang di tanah.
d. Pengendapan
Limbah dialirkan ke tangki-tangki yang lebih besar di mana bahan padat mengendap di dasar tangki membentuk sludge (endapan) kasar. Sludge tersebut kemudian dipindah ke tangki pencerna sludge dengan tenaga listrik.
e. Proses aerob
Cairan yang dikeluarkan dari tangki penempatan primer dimasukkan ke alat pengolahan sekunder. Di dalam alat tersebut, mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan protista memecah materi organik menjadi mineral, gas, dan air.
f. Kucuran air
Air dari tangki-tangki penempatan cukup bersih untuk dibuang ke sungai.
g. Proses anaerob
Sludge dari tangki penempatan pertama dan dari proses anaerob didiamkan 2 sampai 3 minggu dalam tangki tanpa oksigen dengan suhu 30°C -40°C. Pada saat tersebut terjadi penguraian (pencernaan) secara anaerob dari sludge yang dilakukan oleh bakteri, misalnya Methano- bacterium.
h. Sumber energi
Gas yang diproduksi selama proses anaerob, yaitu metana, dapat digunakan untuk membakar atau memanaskan tangki pencernaan dan menyalakan listrik yang digunakan untuk menggerakkan mesin dan menyuplai kebutuhan energi.
i. Pembuangan sampah
Sludge yang telah dicerna dibuang di laut atau disemprotkan ke tanah sebagai penyubur tanah yang dapat menyediakan nitrat dan fosfat serta meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air.
Tulisan ini dikutip dari buku berjudul “Biologi” pada halaman 192-194 oleh D.A.Pratiwi dkk dan diterbitkan oleh Penerbit Erlangga.(*)
*Reporter: Jumriani