
PROFESI-UNM.COM – Terdapat tiga aspek dalam sebuah pembelajaran, baik itu di sekolah maupun di perguruan tinggi. Hal ini perlu diketahui loh sebagai calon pendidik, ketiga aspek yang biasa dipakai untuk melakukan proses belajar mengajar yakni aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Akan tetapi akibat seringnya disebutkan dalam lingkup sekolah, sehingga kita sulit untuk membedakan ketiganya.
Mengenai ketiga aspek pembelajaran tersebut sudah dibahas dalam buku Human development karya papalia dan fieldman. Buku itu menjelaskan tentang perkembangan manusia mulai dari lahir hingga meninggal dunia. Di dalamnya banyak mengulas pula tentang aspek kecerdasan manusia. Kalian juga bisa membacanya di buku-buku yang membahas tentang assesment pembelajaran.
Ketiga aspek ini digunakan untuk melihat dan mengukur keberhasilan pembelajaran seorang murid. Maka dari itu berhubung istilah tersebut sangat penting untuk kita, maka harus kita lihat perbedaan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Untuk itu akan kami ulas satu per satu di bawah ini.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
1. Aspek Kognitif
Hal yang pertama akan kita ulik yakni aspek kognitif. Hal ini berkaitan dengan kerja kerja otak ketika berpikir. Kognitif ini diukur dalam bentuk pengetahuan, praktek, analisa, sintesis, dan evaluasi.
Jadi pengetahuan ini berkaitan dengan ingatan dan proses bagaimana seorang manusia mempelajari sesuatu. Memahami praktek, menganalisa dan mengevaluasi dengan baik
2. Aspek Afektif
Afektif adalah proses pembelajaran yang meliputi bagaimana individu bersikap dan bertindak dalam lingkup sosialnya. Bisa juga penilaian afektif ini mencakup emosi individu, perasaan, dan kestabilan emosi darinya.
Penilaian afektif dapat diberikan suatu tantangan yang memeras emosi dari individu. Jika ia berhasil dalam hal yang bersangkutan maka akan dinilai baik, namun sebaliknya ketika hasilnya buruk maka akan diambil langkah yang paling tepat.
3. Aspek Psikomotorik
Aspek psikomotorik, aspek ini berkaitan dengan keterampilan individu dalam suatu hal tertentu. Biasanya keterampilan ini juga berkaitan dengan bagaimana minat seorang individu. Bisa jadi ketika seorang anak tidak begitu pandai dalam hal pelajaran, namun boleh jadi ia sangat kompeten di aspek psikomotoriknya. Oleh sebab itu kita sebagai pendidik tidak boleh menganggap remeh kekurangan seorang individu terutama dalam hal kemampuan otak.
Kita tidak bisa menilai hanya dari satu sisi saja sedangkan sisi lain disepelekan. Kepada para pendidik maka harus mengetahui kecenderungan ketiga aspek ini pada murid muridnya. Sehingga dengan begitu pendidik menjadi tidak mudah untuk melakukan judgement kepada muridnya. Pada dasarnya tidak ada murid yang bodoh, hanya saja guru yang tidak tahu di mana kemampuan murid yang bersangkutan. (*)
*Reporter: Firmansyah