
PROFESI-UNM.COM – Model pembelajaran berbasis mata pelajaran lebih menekankan pada partisipasi siswa. Dalam proses pembelajaran tematik dilakukan untuk mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Melalui pembelajaran tematik, siswa memperoleh pengalaman langsung dan dilatih untuk secara mandiri mengeksplorasi beragam pengetahuan yang dipelajarinya secara holistik, bermakna, autentik, dan proaktif. Kemampuan guru dalam merancang pengalaman belajar mempunyai dampak besar terhadap makna belajar siswa.
Pengalaman belajar menunjukkan hubungan antar unsur konseptual yang menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Keterhubungan konseptual antar mata pelajaran akan membentuk suatu pola yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan yang utuh dan menyeluruh.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pentingnya pembelajaran tematik diterapkan di Sekolah Dasar karena pada umumnya siswa pada tahap ini masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan holistik), perkembangan fisiknya tidak pernah bisa dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional.
Apabila dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, pembelajaran tematik memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
1). Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar;
2). Kegiatan- kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak minat dan kebutuhan siswa;
3). Kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga menghasilkan hasil belajar yang lebih tahan lama;
4).Berkontribusi dalam mengembangkan kemampuan berpikir siswa;
5). Menyajikan kegiatan pembelajaran pragmatis sesuai dengan permasalahan yang lazim ditemui siswa di lingkungannya; dan
6). Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, komunikasi yang toleran, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Selain manfaat yang disebutkan di atas, pembelajaran tematik penting diterapkan di sekolah dasar karena memiliki banyak nilai dan manfaat, antara lain:
1). Memadukan sejumlah keterampilan inti dan indikator serta isi mata pelajaran, akan menghemat dibuat, karena materi yang tumpang tindih dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan,
2). Siswa dapat melihat hubungan yang bermakna karena isi/materi pembelajaran berperan sebagai sarana atau alat dan bukan sebagai tujuan akhir,
3). Pembelajaran tidak terpecah-pecah karena siswa dibekali dengan sistem yang lebih terintegrasi.
4). Memberikan penerapan di dunia nyata, untuk meningkatkan peluang transfer pembelajaran
5). Dengan adanya integrasi antar mata pelajaran maka kemampuan penguasaan materi pembelajaran akan lebih baik dan meningkat.
Tulisan ini dikutip di Buku ‘Model-Model Pembelajaran’ Halaman 257-258 oleh Dr. Rusman, M.Pd dan diterbitkan oleh PT. Raja Grafindo Persada di Jakarta. (*)
*Reporter: Yusri saputra/ Editor: Dwi Putri