PROFESI-UNM.COM – Dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional, Lembaga Kemahasiswaan (LK) Universitas Negeri Makassar (UNM) ikut bergabung bersama aliansi Front Perjuangan Rakyat (FPR) melakukan aksi di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Selatan, Kamis, (24/9).
Sejak pukul 10:00 Wita pagi tadi, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FT, FE, FIS, dan FMIPA telah berkumpul di depan kantor DPRD Sulsel untuk melakukan aksi dengan 10 tuntutan serta melakukan panggung aspirasi sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap buruh tani.
Berikut tuntutan yang dilakukan oleh beberapa LK fakultas UNM:
- Hentikan segala bentuk perampasan dan monopoli tanah
- Hentikan kriminalisasi rakyat
- Tolak RAPS Jokowi
- Wujudkan reforma agraria sejati dan bangun industrialisasi nasional
- Cabut HGU PT. Lonsum dan PTPN XIV Takalar
- Stabilkan harga komoditas pertanian dan berikan sarana produksi pertanian
- Wujudkan kedaulatan rakyat
- Tolak omnibuslaw RUU Cipta Kerja
- Tolak UKT, cabut UU Dikti no 12 tahun 2012
- Hentikan proyek MNP dan cabut izin tambang pasir laut di wilayah tangkap tradisional nelayan.
Presiden BEM FT UNM, Angga mengatakan bahwa tujuan mereka menggelar aksi agar para wakil rakyat dapat langsung turun ke lapangan untuk melihat kondisi rakyatnya demi kesejahteraan bersama.
“Supaya itu pemerintah agar lebih memperhatikan masyarakatnya sendiri daripada para investor, karena kemakmuran rakyat itu lebih penting,” ujarnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Lanjutnya, Ia berharap semua tuntutan yang mereka lakukan dapat diwujudkan oleh wakil rakyat dan tidak terjadi tindakan yang senonoh terhadap nelayan, buruh, dan masyarakat lainnya.
“Harapannya kami semua agar semua tuntutan kami direalisasikan dan semoga tidak ada intimidasi yang terjadi kepada nelayan, buruh, dan masyarakat lainnya,” harapnya.(*)
*Reporter: Muhammad Khadafi