
PROFESI-UNM.COM – Memperingati hari Hak Asasi Manusia (HAM) sedunia, Lembaga Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Pendidikan (LK FIP) Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar aksi dengan tujuan untuk memberdayakan perempuan yang digelar di flyover pettarani, Selasa (10/12).
Momentum hari HAM ini menjadi awal kesadaran bagi masyarakat, terkhusus pada kasus penindasan yang dihadapi oleh banyak perempuan dan wilayah tanah warga yang direbut haknya. Seruan aksi ini untuk menyuarakan aspirasi mahasiswa untuk memberikan pemahaman betapa pentingnya HAM.
Seruan aksi ini tidak hanya diikuti oleh lembaga kemahasiswaan FIP, tetapi ada lembaga kemahasiswaan lain lingkup UNM dan universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM).
Rabiul, selaku koordinator lapangan menjelaskan kampanye ini dilakukan karena masih ada ketidakadilan mengenai HAM di dalam negeri sehingga mahasiswa mempunyai peranan untuk menyadarkan masyarakat.
“Peran mahasiswa ada sosial control sebagai kendali atas segala ketidakadilan dinegeri ini, ketika adanya ketidakadilan dan tidak sesuai dengan yang seharusnya, maka kunci mahasiswa itu untuk menyadarkan masyarakat dengan cara aksi ini, agar masyarakat bisa tahu pentingnya kesadaran HAM ini,” jelasnya.
Meskipun demo menjadi hambatan bagi mahasiswa karena beberapa masyarakat tidak mendengarkan aspirasinya, Rabiun mengungkapkan untuk menjalankan kesadaran masyarakat itu dengan cara menggunakan teknologi sebagai penyebaran pemahaman HAM.
“Realisasinya bahwa kita itu masih peduli dengan HAM. Ketika masyarakat itu sudah acuh tak acuh terhadap aliansi itu. Strategi lanjutannya sekarang kita sudah berada di era digital, maka kita akan melakukan penyebaran digital mengenai perlindungan atau pemahaman HAM bagi masyarakat,” ungkapnya.
Mahasiswa jurusan Teknologi Pendidikan ini berharap kampanye yang dilakukannya ini dapat memberikan kesadaran pada masyarakat akan HAM dan pemberdayaan perempuan.
“Harapannya masyarakat itu harus lebih peka terhadap HAM dan bagaimana kita seharusnya memperlakukan perempuan sebaiknya,” harapnya.
*Reporter: Hardiyanti Dahlan/Editor: Ibnu Qayyum Abdullah