
PROFESI-UNM.COM – Pelatihan konselor sebaya yang diadakan oleh Unit Pelaksana Teknis Layanan Bimbingan dan Konseling (UPT LBK) Universitas Negeri Makassar (UNM) yang diselenggarakan mulai Kamis hingga Jumat (14-15/11) di Ballroom Pinisi UNM. Kegiatan ini diisi dengan beragam materi yang dirancang untuk memperkuat pemahaman dan keterampilan calon konselor sebaya dalam menjalankan peran nantinya
Materi pertama dibawakan oleh Inayah Ridhayanti Qarimah selaku dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling. Materi ini merupakan materi dasar dan perkenalan awal mengenai konselor sebaya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam materinya ia memaparkan tujuan adanya konselor sebaya di lingkungan kampus untuk membantu dalam mengenali mahasiswa yang diduga mengalami masalah agar dapat memfasilitasi proses dan tindakan yang diperlukan.
“Konselor sebaya di lingkungan kampus bertujuan untuk membantu mengenali mahasiswa yang diduga menghadapi problem tertentu dan melakukan serta memfasilitasi proses dan tindakan yang diperlukan dari problem mahasiswa,” jelasnya.
Inayah menyebut bahwa konselor sebaya di lingkungan kampus sangat penting, oleh karena itu konselor sebaya juga hadir di universitas-universitas lain tidak hanya di UNM untuk membantu mengatasi permasalahan mahasiswa, baik masalah dengan teman, IPK yang menurun, permasalahan dengan keluarga dan lain sebagainya.
“Konselor sebaya sangat efektif dibentuk di universitas, mengatasi masalah akademik seperti IPK yang turun, kemudian masalah dengan teman serta keluarga. Oleh karena itu, konselor sebaya tidak hanya ada di Universitas Negeri Makassar tetapi ada juga di universitas-universitas lain, di universitas lain membahasakannya adalah mentor sebaya, kalau konselor sebaya di UNM pasangannya adalah konseling, kalau di universitas lain menyebutnya menti,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan mahasiswa biasanya sungkan untuk untuk menceritakan masalahnya ke dosen atau ke UPT LBK, oleh karena itu dihadirkan konselor sebaya, dengan usia yang sama tentunya konselor sebaya akan lebih memahami permasalahan mahasiswa lain.
“Untuk menghadapi berbagai permasalahan, mahasiswa membutuhkan seseorang yang dapat diajak bercerita, mahasiswa tersebut biasanya sungkan untuk bercerita dengan Dosen atau UPT LBK, maka dari itu kenapa ada konselor sebaya, nah konselor sebaya karena kalian seusia dengan mahasiswa yang lainnya masalah yang muncul biasanya hampir sama, sehingga kalian bisa lebih paham dan memandang masalah itu seperti teman kalian memandang masalah itu,” ungkapnya.
Selain penyampaian materi, sesi ini juga dilengkapi dengan aktivitas interaktif bernama “Ngobrol Yuk” yang dirancang untuk melatih kemampuan komunikasi mahasiswa calon konselor sebaya. Dalam aktivitas ini, setiap peserta diminta untuk berpasangan dan berbincang mengenai topik-topik tertentu yang telah ditentukan sebelumnya.
Mahasiswa tampak antusias mengikuti aktivitas ini. Aktivitas ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara, tetapi juga untuk membangun rasa percaya diri dan mempererat hubungan antar peserta. (*)
*Reporter: Novita Febriyanti/Editor: Angnis Arimayanti