
PROFESI-UNM.COM – Sebanyak lima Lembaga Kemahasiwaan kampus UPP PGSD FIP UNM Bone terdiri dari Himpunan Mahasiswa (Hima), KSR PMI O3, Pramuka, Basic, dan Mapala mengeluhkan dana LK yang mereka sangat minim. Tak jarang mereka mengumpulkan dana melalui sumbangan pengurus Lembaga Kemahasiwaan.
Ketua Himpunan Mahasiswa PGSD Bone, Andi Wahdani Yunisyah mengeluhkan kondisi yang dialami beberapa lembaga kemahasiwaan. Bahkan menurutnya, tak ada dana yang jelas mereka terima setiap tahunnya.
“Dana yang kami terima tidak menentu. Selama ini kita hanya mengandalkan bantuan pengurus dan kerjasama dengan pihak luar,” keluhnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Serupa, Ketua Pramuka PGSD Bone, Arman mengatakan hal yang sama. Ia membeberkan pihak pimpinan kampus hanya menghargai proposal yang diajukan rentang Rp 300.000 hingga Rp 600. 000. Sementara rupiah yang dihabiskan tiap kegiatannya bisa mencapai jutaan.
“Tak ada pos anggaran yang jelas, proposal yang kami ajukan pun hanya dihargai tiga ratusan. Itupun diberi setelah kegiatan kami selesai. Jadi dana yang kami pakai berasal dari anggota atau bantuan dari pihak lain,” bebernya.
Tak sampai disitu, Ia tidak setuju dengan kebijakan pihak birokrasi kampus Bone yang melarang Maba bergabung dalam organisasi. Menurutnya, pimpinan mesti mendorong mahasiswa untuk berorganisasi lantaran banyak ilmu yang di dapat.
“Apalagi minat mahasiswa berorganisasi kini sangat kurang. Kami disini biasa rangkap organisasi. Sudah bergabung di Hima anggota juga di Basic dan KSR pula. Jadi jangan dilarang,” nilainya. (*)
[divider][/divider]
*Tulisan ini telah terbit di Tabloid Profesi edisi 221