Panji Mulkillah Ahmad, Sebut Pendidikan Indonesia Cenderung Privat, Komersil dan Liberal

Avatar photo

- Redaksi

Senin, 22 April 2019 - 00:06 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PROFESI-UNM.COM – Panji Mulkillah Ahmad, penulis buku “Kuliah Kok Mahal? (Pengantar Kritis Memahami Privatisasi, Komersialisasi dan Liberalisasi Perguruan Tinggi)” menjadi pemateri pada Intermediate Training Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Makassar (UNM). Pada kesempatan tersebut ia mengajak peserta untuk mendiskusikan potret pendidikan di Indonesia.

Alumnus Ilmu Hukum Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) ini menuturkan, pendidikan di Indonesia khususnya pada beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) cenderung berjalan secara privat, komersil dan liberal. Yang mana konsep privatisasi ini membuat PTN beroperasi secara swasta dan mengeser perspektif pendidikan sebagai barang publik bagi seluruh masyarakat, menjadi barang privat yang ditujukan kepada kepentingan individu, pengusaha dan dunia usaha atau dapat diartikan pendidikan sebagai komoditas.

Baca Juga Berita :  Tidur Dikorbankan, Kesehatan Dipertaruhkan

“Privatisasi pendidikan ini dapat membuat tanggung jawab Negara pada perguruan tinggi menjadi kurang karena diswastanisasikan,” tutur panji saat membawakan materinya di Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (BP Pauddikmas) Sulsel, Minggu (21/4).

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

(Baca juga: Intermediate Training BEM FIP Kaji Potret Pendidikan Indonesia)

Selain membahas privatisasi pada PTN, pria asal Magelang ini juga menerangkan fenomena komersialisasi yang banyak terjadi pada PTN ataupun PTS, Ia pun beranggapan ada usaha menjadikan pendidikan menjadi komersial pada beberapa kampus di Indonesia. Hal tersebut secara perlahan mengikis orientasi Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan kemunculan orientasi pasar pada kampus akibat privatisasi dan komersialisasi.

Baca Juga Berita :  Menristekdikti Dorong Perguruan Tinggi Lakukan Tranformasi Digital

“Privatisasi dan komersialisasi ini, yang mana keduanya merupakan bagian dari liberlisasi pendidikan. Akan mengikis yang namanya tri dharma perguruan tinggi,” terangnya.

Sementara itu, Anhar Irawan salah satu peserta Intermediate Training BEM FIP UNM dari jurusan Pendikan Luar Sekolah (PLS) mengatakan diskusi bersama ini sangat menarik. Dirinya mengaku menjadi sadar tentang apa yang terjadi pada pendidikan di Indonesia khususnya pada perguruan tinggi.

“Sangat menarik, saya kemudian dapat melihat potret-potret pendidikan yang terjadi di Indonesia,” akunya.

*Reporter: Muhammad Ilham Akbar. B

Berita Terkait

BEM FBS UNM Gelar LK II, Mantapkan Estafet Kepemimpinan
Rektor UNM Soroti UKT saat Pelantikan Lembaga Kemahasiswaan
MP Ekolibrium FEB UNM Gelar Forum Evaluasi dan Penguatan Organisasi
Musprodi HMPS ACCESS Tetapkan M. Khoiril Imam. Sebagai Ketua Umum
Farid Irjum Terpilih Sebagai Ketua PRASASTI HMJ Bahasa Inggris FBS UNM 2025–2026
Kepemimpinan Baru Hadir, HMPS PAP UNM Siap Bergerak Lebih Inklusif
LPM Penalaran UNM Kembali Wujudkan Kosistensi Ilmiah Melalui Seminar Hasil PMP-OMK XXVIII
Asah Talenta Mahasiswa Angkatan 2024 Lewat DKV Camp
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 15 Juli 2025 - 14:40 WITA

BEM FBS UNM Gelar LK II, Mantapkan Estafet Kepemimpinan

Jumat, 11 Juli 2025 - 16:09 WITA

Rektor UNM Soroti UKT saat Pelantikan Lembaga Kemahasiswaan

Selasa, 8 Juli 2025 - 00:06 WITA

MP Ekolibrium FEB UNM Gelar Forum Evaluasi dan Penguatan Organisasi

Senin, 7 Juli 2025 - 22:20 WITA

Musprodi HMPS ACCESS Tetapkan M. Khoiril Imam. Sebagai Ketua Umum

Rabu, 2 Juli 2025 - 23:16 WITA

Farid Irjum Terpilih Sebagai Ketua PRASASTI HMJ Bahasa Inggris FBS UNM 2025–2026

Berita Terbaru

Ilustrasi Seseorang Kelelahan Akibat Begadang, (Foto: AI.)

wiki

Tidur Dikorbankan, Kesehatan Dipertaruhkan

Rabu, 16 Jul 2025 - 20:28 WITA

Potret Wahyu Hidayat, mahasiswa PPG Prajabatan UNM, (Foto: Ist.)

Opini

[Opini] Tahun Ajaran Baru, Ketimpangan Lama

Rabu, 16 Jul 2025 - 19:41 WITA