Rektor UNM memakaikan jas almamater kepada maba di Pelataran Menara Pinisi, Kamis (16/8) (Foto: Sahru Ramadhan)
PROFESI-UNM.COM– Formatur Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Makassar (UNM), Dwi Resky Hardianto turut menanggapi perihal mahasiswa baru yang dipakasa membeli jas almamater baru.
Menurutnya, sikap birokrasi kampus sangat mengecewakan mahasiswa. Karena hanya persoalan menggunakan almamater lama, mahasiswa baru dikeluarkan dari barisan PKKMB.
Dwi mengatakan bahwa sebenarnya almamaternya sama. Warna orange dan yang mengeluarkan juga dari institut yang sama. Tahun lalu almamater yang digunakan oleh maba tersebut juga di beli di UNM.
“Yah, mengecewakan. Karena apa bedanya almamater lama dengan baru, sudah UKTnya tidak tunggal, dipaksa lagi untuk beli,” katanya saat dihubungi melalui media sosial, Jumat (17/8).
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ini menganggap pimpinan mulai menjadikan kampus orange ini sebagai pasar untuk meraup keuntungan. Tidak lagi berorientasi pada pendidikan.