PROFESI-UNM.COM – Orang Tidak Dikenal (OTK) kembali melakukan aksi propaganda yang mengarah kepada mengkritik birokrasi persoalan rambut yang selama ini berimbas terhadap mahasiswa yang berambut gondrong di Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Makassar (UNM), Senin (16/3).
Mereka memasang petaka propaganda yang bertuliskan ‘Dosen kami kurang kerjaan, sampai-sampai rambut di permasalahkan, gak usah urus rambut kami, urus saja sampah-sampahmu” di Taman FIS depan gedung Flamboyan.
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIS, Awaluddin mengatakan tidak mengetahui siapa yang membuat dan memasang petaka propaganda ini. Menurutnya hal ini adalah hak kebebasan teman-teman untuk berekspresi dan setiap orang berhak untuk memilih berambut gondrong.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Karena rambut tidak menghalangi teman-teman untuk belajar, meski masih ada saja oknum yang melihat sisi negatif dari teman-teman berambut gondrong, yang selalu di sangkut pautkan dengan etika padahal itu tidak ada sangkut pautnya,” ucapnya.
Awal sapaannya juga menambahkan bahwa selama gerakan itu mengarah kepada hal yang positif tentunya akan mendapatkan dukungan dari BEM FIS UNM.
“Karena apa bedanya kami dengan mereka yang membungkam hak-hak demokrasinya teman-teman untuk menyampaikan aspirasinya dan pendapatnya, selama itu masih di jalur positif dan wajar itu tidak ada soal, dan bagaimana pun kami tetap akan mengakomodir persoalannya teman-teman, pungkasnya.
Berbeda dengan awaluddin Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan (ED III) FIS UNM Jumadi mengungkapkan bahwa di dalam dunia pendidikan sebagai mahasiswa tidak hanya di tuntut cerdas tetapi juga harus berpenampilan yang baik.
“Sebagai calon pendidik, kiranya harus untuk berpenampilan menarik dan berpenampilan menarik ukurannya saya kira sudah jelas, anak-anakku saya kira paham hal itu, dan juga bisa sama-sama untuk memperbaki diri dari aspek akademik dan penampilan karena kita ada dalam lembaga yang bukan hanya kita sendiri tetapi kita bersama-sama,” ungkapnya. (*)
*Reporter: Fadhil Aqilah/Editor: Dewan Ghiyats Yan Galistan