
PROFESI-UNM.COM – Dalam dunia jurnalisme, salah satu prinsip penting yang harus dipegang teguh adalah keseimbangan perspektif dalam pembuatan berita. Keseimbangan perspektif berarti menyajikan informasi secara adil dan memberikan ruang bagi semua sudut pandang yang relevan, terutama dalam berita-berita yang bersifat kontroversial atau memuat perbedaan pandangan. Berita yang seimbang memungkinkan masyarakat untuk memahami berbagai aspek dari sebuah peristiwa, sehingga mereka dapat membentuk opini yang berdasarkan fakta dan sudut pandang yang beragam.
Membuat berita yang berimbang memerlukan keterampilan dan tanggung jawab. Seorang jurnalis harus mampu menggali informasi dari berbagai sumber, tidak hanya dari pihak-pihak yang mendukung atau terlibat langsung dalam suatu peristiwa, tetapi juga dari mereka yang mungkin memiliki pandangan berbeda. Dalam menyusun berita, penting untuk memberikan porsi yang adil bagi setiap pihak agar informasi yang disampaikan tidak tampak berat sebelah. Hal ini semakin penting di era digital saat ini, di mana berita cepat menyebar, dan opini publik bisa dengan mudah dipengaruhi oleh narasi yang tidak lengkap atau bias.
Keseimbangan perspektif juga berkaitan dengan objektivitas jurnalis itu sendiri. Jurnalis diharapkan untuk menyampaikan fakta tanpa memasukkan opini pribadi atau afiliasi politik. Sikap netral harus tetap dijaga, meskipun jurnalis mungkin memiliki pandangan pribadi terkait isu yang sedang diliput. Namun, netralitas ini tidak berarti bahwa semua pendapat harus diperlakukan sama. Dalam kasus tertentu, jurnalis perlu menyaring dan mengevaluasi informasi, memastikan bahwa hanya fakta yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan yang disampaikan kepada publik.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah satu tantangan dalam membuat berita yang berimbang adalah akses ke sumber informasi. Terkadang, beberapa pihak enggan memberikan komentar atau informasi yang diperlukan untuk memberikan sudut pandang yang lengkap. Dalam situasi seperti ini, jurnalis harus mencari cara alternatif untuk mendapatkan informasi, seperti menggunakan data dari sumber terpercaya atau wawancara dengan pakar yang memiliki pemahaman mendalam tentang isu tersebut.
Selain itu, berita yang berimbang juga harus mempertimbangkan latar belakang sosial, budaya, dan politik dari audiens. Jurnalis harus mampu menyajikan informasi dengan cara yang bisa dipahami oleh berbagai kalangan, tanpa mengorbankan akurasi atau mengabaikan konteks yang penting. Ini mencakup penggunaan bahasa yang jelas, serta penjelasan yang mendalam untuk isu-isu yang kompleks, sehingga audiens dapat mendapatkan gambaran yang lengkap dan objektif.
Menyajikan berita yang seimbang bukan hanya soal memberikan ruang bagi setiap pihak yang terlibat, tetapi juga tentang memberikan konteks yang memadai. Peristiwa yang diliput sering kali memiliki sejarah atau faktor-faktor yang lebih luas, yang jika diabaikan, dapat menyebabkan kesalahpahaman atau penilaian yang tidak tepat. Oleh karena itu, jurnalis harus memastikan bahwa setiap berita memberikan latar belakang yang cukup bagi pembaca untuk memahami situasi secara menyeluruh.
Keseimbangan perspektif dalam jurnalisme adalah dasar untuk menjaga kepercayaan publik terhadap media. Dengan memberikan informasi yang adil, akurat, dan objektif, jurnalis dapat membantu masyarakat membentuk opini yang lebih kritis dan rasional, sehingga mendorong dialog yang sehat di dalam masyarakat. Di tengah maraknya berita hoaks dan disinformasi, prinsip keseimbangan perspektif semakin krusial dalam menjaga integritas media serta mendukung demokrasi yang berfungsi dengan baik. (*)
*Reporter: Ibnu Qayyum Abdullah