Marteen Hidskes Ungkap Sejarah Korban 40.000 Jiwa di Makassar

Avatar photo

- Redaksi

Kamis, 4 Oktober 2018 - 19:48 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Marteen Hidskes paparkan sejarah kelam peristiwa Korban 40.000 jiwa di makassar pada acara Kuliah Umum Pendidikan Sejarah UNM. (Foto: Wahyu R)

PROFESI-UNM.COM – Kuliah Umum yang digelar Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Makassar (UNM) mengahadirkan salah satu sejarawan Belanda, Marteen Hidskes. Marteen Hidskes sendiri adalah putra salah satu aktor dari peristiwa kelam Korban 40.000 Jiwa di Makassar yang terjadi pada tahun pada tahun 1946-1947.

Piet Hidskes ayah Marteen Hidskes merupakan korps elite dari Koninklijke Nederlansch-Indisch Leger (Pasukan Hindia-Belanda) di bawah komando Kapten Westerling yang menerima carte blanche untuk menumpas pemberontakan di Indonesia dan melakukan aksi pembersihan. Setelah mengikuti pelatihan selama beberapa bulan ia ditempatkan di Sulawesi Selatan dibawah pimpinan Kapten Raymond Westerling. Dia kemudian terlibat dalam ‘Peristiwa Sulawesi Selatan’.

Ayah Marteen Hidskes tidak pernah menceritakan apapun terkait kejadian kelam di Sulawesi Selatan itu. Sampai Piet Hidskes meninggal dunia pada tahun 1992, cerita itu dia bawa masuk ke liang lahat.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hal ini kemudian memotivasi Maarten Hidskes untuk mengetahui peran mendasar ayahnya pada peristiwa kelam itu. Dia mendapatkan kepercayaan dari beberapa mantan tentara komando dari regu pasukan ayahnya, menganalisis surat-surat yang dikirim ayahnya dari Hindia, dan mempelajari laporan-laporan intelijen tentang teror di Sulawesi. Marteen Berhasil merekonstruksi peristiwa itu dan peran ayahnya, dalam buku ‘Di Belanda Tak Seorang Pun Mempercayai Saya’.

Baca Juga :  Sivitas FIP Sambut Kerja Perdana Abdul Saman

“Saya marah dengan ayah saya karena dia membunuh, tetapi dia adalah seorang prajurit dia harus menuruti koamandannya,” katanya di sela-sela pematerian, Ball Room Lt 2 Menara Pinisi UNM, Kamis (4/10).

Peristiwa yang dilakoni oleh Westerling ini memang memberikan efek kengerian bagi masyarakat. Penduduk digiring untuk berkumpul dilapangan Setelah itu merka diambil dua atau tiga orang dan dibunuh dengan cara yang keji. Efek kengerian ini bukan hanya di raskan oleh masyarakat tetapi juga pasukan tentara belanda termasuk ayah Maarten Hidskes.

Dalam beberapa catatan ayah Marteen memberikan keterangan bahwa, pada awalnya para pasukan itu mengira mereka akan dibawa ke indonesia untuk membantu mensejahtrakan masyaraktanya dan membantu mereka agar bebas dari penjajahan Jepang. Hal yang sangat berbeda terjadi ketika mereka mendarat di Sualwesi Selatan, mereka diberi titah untuk menjadi mesin pembunuh.

Baca Juga :  Prodi Ilmu Administrasi Negara Seminarkan Pemerataan Pembangunan di Bulukumba

“di foto yang kita lihat, mereka sangat ceria ketika pasukan ini masih berada di Jakarta. Mereka menunjukkan sikap yang berbeda setelah berada di Makassar, mereka tertekan,” tuturnya.

Marteen pun menyatakan pendapatnya Belanda tidak memperoleh apa-apa dari perang di Sulawesi Selatan, kecuali jenazah pasukannya. Secara pribadi, sebagai keluarga mantan anggota Pasukan Hindia Belanda, dia bilang cukup sulit menerima kenyataan bahwa ayahnya ikut terlibat dalam operasi pembersihan itu. Dia mengakhiri diskusi ini dengan harapan akan ada lagi penelitian lebih jauh mengenai Peristiwa Sulawesi Selatan agar ada pemahaman lebih jelas dari dua bangsa.


*Reporter: Wahyu Riansyah

Berita Terkait

Simak Cara Daftar dan Jadwal Lengkap SNBP 2024
Ferza Mawaldy Jadi Nakhoda MPA Trisula FIS-H UNM
Hima PPKn FIS-H Ajarkan Sadar dan Kritis Sikapi Problematika Sosial
Germanus Jois, Nakhoda Baru Hima Pendidikan Sejarah FIS UNM
Wakil Ketua MPR RI, Syarief Hasan: Generasi Adaptif, Mahasiswa Harus Bangun Usaha Berbasis Digital
Syarief Hasan Bagi Tips Be A Great Digitalpreneur Pada Kuliah Umum Nasional Ilmu Administrasi Bisnis UNM
LDF Al-Furqan BEM FIS UNM akan Helat SOSIAL via Daring
Peduli Anak Jalanan, HMPS AP FIS UNM Gelar Baksos
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 19 Februari 2024 - 22:05 WITA

Simak Cara Daftar dan Jadwal Lengkap SNBP 2024

Senin, 15 Januari 2024 - 00:29 WITA

Ferza Mawaldy Jadi Nakhoda MPA Trisula FIS-H UNM

Kamis, 16 November 2023 - 21:22 WITA

Hima PPKn FIS-H Ajarkan Sadar dan Kritis Sikapi Problematika Sosial

Senin, 2 November 2020 - 06:26 WITA

Germanus Jois, Nakhoda Baru Hima Pendidikan Sejarah FIS UNM

Selasa, 27 Oktober 2020 - 13:18 WITA

Wakil Ketua MPR RI, Syarief Hasan: Generasi Adaptif, Mahasiswa Harus Bangun Usaha Berbasis Digital

Berita Terbaru

Pendidikan Sejarah

Pameran Sejarah Jadi Wadah Edupreneurship dan Wisata

Kamis, 8 Mei 2025 - 02:21 WITA

Fakultas Psikologi

Tim BKP Fakultas Psikologi Gelar Psikoedukasi Sex Education di PAUD Kartini

Kamis, 8 Mei 2025 - 02:00 WITA

Himanis

UMKM Fest Wadah Promosi dan Pemberdayaan UMKM Lokal

Rabu, 7 Mei 2025 - 02:27 WITA