PROFESI-UNM.COM – Mahasiswa Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Jurusan Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Makassar (UNM) mengadakan pelatihan kewirausahaan keripik Singba (Singkong Balangtanaya), kegiatan tersebut telah berlangsung di Kantor Desa Balangtanaya, Kecamatan Polongbangkeng, Kabupaten Takalar, Sabtu, (24/10).
Pelatihan kewirausahaan ini diikuti sekitar 21 warga desa yang merupakan ibu-ibu dan kader muda Desa Balangtanaya. Dalam pelatihan ini warga dilatih tentang proses pengolahan, pengemasan, hingga ke tahap pemasarannya pada kegiatan pameran.
Kegiatan pelatihan kewirausahaan itu juga dihadiri Wakil Dekan Akademik (WD 1) FMIPA UNM, Awi Dassa serta jajaran Dosen Geografi FMIPA UNM. Awi Dassa sangat mengapresiasi pelatihan kewirausahaan tersebut, dan berharap semoga dengan pelatihan itu dapat membangkitkan jiwa kewirausahaan masyarakat di Desa Balangtanaya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kewirausahaan memang haruslah dicoba dan ini bukan lagi mengenai sesuatu yang harus diproduksi tetapi kita harus berpikir kedepan, para mahasiswa haru membantu dalam meningkatkan dan mempromosikan produk yang telah dibuat masyarakat desa sehingga dapat bermanfaat dan menghasilkan omset yang tinggi,” katanya.
Pelatihan kewirausahaan ini digelar dalam rangka pemberdayaan masyarakat Desa Balangtanaya dengan dua aspek yang melatar belakangi yaitu aspek peluang dan problem.
Hamidah, selaku Koordinator Lapangan pada kegiatan ini mengatakan dipilihnya Singkong sebagai bahan utama pembuatan keripik karena Singkong merupakan Sumber Daya Alam (SDA) yang dihasilkan masyarakat Desa Balangtanaya yang sangat melimpah. Dan masyarakat Desa belum mengetahui cara mengolah Singkong tersebut, dari permasalahan itu MBKM Geografi mengadakan pelatihan kewirausahaan keripik Singba kepada masyarakat.
“Aspek pertama yakni “peluang”, singkong SDA yang melimpah di Desa Balangtanaya. Masalah yang biasanya timbul masyarakat tidak mengetahui singkongnya mau diolah menjadi apa sehingga masyarakat hanya menjual dengan harga murah padahal jika singkongnya diolah dan dibuatkan varian bisa bernilai jual yang tinggi. Makanya kami berinisiatif membuat pelatihan kewirausahaan ini, ” jelasnya. (*)
*Reporter: Annisaalifa Annisyul/Editor: Ema Humaera