PROFESI-UNM.COM – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Negeri Makassar (UNM) mensosialisasikan pembukuan keuangan sederhana bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam pelatihan manajemen usaha yang digelar di Aula Kantor Desa Aka-akae, Kabupaten Sidrap, Kamis (25/7).
Sejumlah 37 warga desa yang mengikuti pelatihan tidak hanya dibekali materi namun juga diberi buku kas sekaligus diajari cara menggunakannya.
Ahmad Firmansyah mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberi pengetahuan tentang cara mencatat pembukuan yang sederhana yang ditujukan kepada masyarakat Desa Aka-akae yang memiliki usaha berupa warung dan sejenisnya agar dapat mengelola keuangan dan mengatur usahanya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tujuannya agar warga desa terkhusus yang memiliki usaha mampu lebih paham dalam pembukuan keuangan sederhana,” katanya.
Ahmad melanjutkan bahwa hasil yang diharapkan dari pelatihan ini adalah memberikan masukan pengetahauan maupun keterampilan dalam mengelola usaha melalui pengenalan manajemen usaha. Sekaligus memberikan masukan pengetahuan pada masyarakat tentang pengelolaan keuangan dan penyusunan laporan keuangan yang berbasis pada kemampuan masyarakat dengan maksud meningkatkan kapasitasnya.
Sementara itu, Andi Nurul Azizah mahasiswi Jurusan Akuntansi UNM yang membawakan materi menerangkan bahwa salah satu penyebab UKM sulit berkembang adalah tidak memiliki pembukuan terkait arus kas, jumlah harta, utang dan modal serta informasi laba rugi.
Bagi UKM penyelenggaraan pembukuan dianggap ribet dan bertele-tele. Akibatnya mereka tidak memiliki informasi keuangan yang akurat, keuangan tercampur. Tidak bisa memisahkan harta usaha dan harta pribadi.
“Meskipun sepele, namun pembukuan keuangan sangat krusial demi kelancaran perputaran modal dalam berwirausaha,” terangnya.
Plt Kepala Desa Aka-akae, Husni menyambut gembira dan sangat mengapresiasi kegiatan mahasiswa KKN, karena pengetahuan dan keterampilan pembukuan serta permodalan sangat dibutuhkan bagi pelaku usaha.
“Ini sangat dibutuhkan apalagi yang kita lihat bahwa pelaku usaha terkadang hanya mencatat seadanya tanpa punya pengetahuan tentang dasar akuntansi,” ujarnya.
*Reporter: St Reski Amelia