PROFESI-UNM.COM- Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) kini tidak hanya membantu mahasiswa menyelesaikan tugas kuliah, tetapi juga membuka peluang baru untuk mendapatkan penghasilan. Fenomena ini semakin populer di kalangan mahasiswa Indonesia yang kreatif dan adaptif terhadap teknologi.
Berbagai platform AI seperti pembuat desain, penulis konten, hingga generator suara dimanfaatkan untuk menghasilkan karya yang bernilai ekonomi. Mahasiswa mulai menjalankan jasa digital, seperti pembuatan konten media sosial, desain poster, dan voice-over, dengan bantuan teknologi yang mempercepat proses kerja.
Tren ini tumbuh seiring meningkatnya kebutuhan mahasiswa untuk mencari sumber penghasilan tambahan di tengah biaya pendidikan dan hidup yang semakin tinggi. AI memberikan kemudahan bagi mereka untuk bekerja fleksibel tanpa harus meninggalkan tanggung jawab akademik.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain untuk mencari penghasilan, pemanfaatan AI juga memperkaya keterampilan mahasiswa. Mereka belajar memahami cara kerja algoritma, mengembangkan kreativitas digital, dan membangun portofolio yang relevan dengan kebutuhan industri modern. Keterampilan ini menjadi nilai tambah penting ketika mereka memasuki dunia kerja yang kini semakin berbasis teknologi.
Tidak sedikit pula kampus yang mulai mengintegrasikan pelatihan AI dalam program pembelajarannya. Mahasiswa didorong untuk memahami potensi dan risiko teknologi ini agar bisa memanfaatkannya secara produktif. Langkah ini menunjukkan bahwa literasi digital kini menjadi bagian penting dari kompetensi dasar mahasiswa di era 5.0.
Namun, di balik peluang besar tersebut, ada tantangan etika yang harus diperhatikan. Penggunaan AI secara berlebihan atau tidak bijak dapat mengurangi nilai orisinalitas dan kreativitas manusia. Mahasiswa perlu memahami bahwa AI adalah alat bantu, bukan pengganti kemampuan berpikir dan berinovasi.
Perkembangan ini menunjukkan bahwa dunia pendidikan dan pekerjaan sedang berubah cepat. Mahasiswa yang mampu menguasai dan memanfaatkan teknologi AI secara cerdas akan memiliki keunggulan kompetitif di masa depan. Era digital bukan lagi soal siapa yang paling pintar, tetapi siapa yang paling siap beradaptasi. (*)
*Reporter: Nur Mardatillah







