
PROFESI-UNM.COM – Umat Islam di seluruh dunia baru saja merayakan Hari Raya Idul Fitri, menandai berakhirnya bulan suci Ramadan. Namun, Rasulullah menganjurkan untuk melanjutkan ibadah puasa selama enam hari di bulan Syawal. Puasa Syawal memiliki keutamaan besar, sebagaimana yang tercantum dalam hadis Nabi Muhammad.
Dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim, Rasulullah bersabda, “Barang siapa berpuasa Ramadan kemudian mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun penuh.” Keutamaan berdasarkan pada prinsip bahwa setiap kebaikan terlipatgandakan pahalanya sepuluh kali, sehingga puasa Ramadan (30 hari) dengan puasa enam hari Syawal setara dengan 360 hari, atau hampir satu tahun penuh.
Ulama menjelaskan bahwa puasa Syawal bisa dilakukan secara berturut-turut atau terpisah, asalkan masih dalam bulan Syawal. Meski tidak wajib, puasa ini menjadi kesempatan emas untuk meningkatkan ketakwaan dan menyempurnakan ibadah Ramadan. Selain itu, puasa Syawal juga menjadi bukti konsistensi seorang muslim dalam menjaga ketaatan setelah Ramadan berakhir.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Masyarakat muslim di berbagai daerah telah menyambut anjuran ini dengan antusias. Banyak yang memulai puasa Syawal sejak hari kedua Idul Fitri, sementara yang lain menyesuaikan dengan kesibukan masing-masing. Para ulama mengingatkan bahwa puasa Syawal tidak boleh dilakukan pada hari Idul Fitri (1 Syawal) karena hari itu diharamkan untuk berpuasa.
LPM Profesi UNM Pererat Silaturahmi Melalui Buka Puasa Bersama
Selain itu, puasa Syawal juga memiliki manfaat kesehatan yang tidak kalah penting. Dengan melanjutkan ibadah puasa setelah Ramadan, tubuh dapat terus merasakan manfaat detoksifikasi dan peningkatan metabolisme. Puasa ini juga dapat membantu menjaga kestabilan pola makan, menghindarkan dari kebiasaan berlebihan yang sering muncul setelah bulan Ramadan. Dengan niat yang ikhlas dan konsisten, umat Islam tidak hanya memperoleh pahala di dunia dan akhirat, tetapi juga menjaga keseimbangan tubuh dan jiwa.
Dengan demikian, puasa Syawal tidak hanya mendatangkan pahala besar, tetapi juga menjadi sarana untuk menjaga kebiasaan positif yang telah terbentuk selama Ramadan. Semoga umat Islam dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk terus mendekatkan diri kepada Allah SWT. (*)
*Reporter: Ibnu Qayyum Abdullah