
PROFESI-UNM.COM – Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar (HMPS PTP FT-UNM) melakukan kegiatan Bakti Sosial (Baksos) di Dusun Borong Calla, Desa Tamasaju, Kecamatan Galeseong Utara, Kabupaten Takalar, dengan mengusung tema “Mengabdi dengan aksi, bekerja dengan ikhlas, berkolaborasi dengan cinta, menuju PTP FT-UNM yang peduli” yang berlangsung selama tiga hari, Jumat-Minggu (1-3/12).
Kegiatan tersebut merupakan program kerja HMPS PTP FT-UNM yang untuk pertama kalinya dilakukan hanya tiga hari. Kegiatan dilakukan dari sosialisasi untuk menambah pemahaman masyarakat akan dampak dari abrasi, membuang sampah di laut dan manfaat mangrove yang akan ditanam, serta menghadirkan beberapa dosen dari PTP UNM dan salah satu pemateri dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) atas nama Nur Asisah.
Hari berikutnya dilanjutkan pembersihan di titik pusat lokasi kuliner PPI Beba, lalu penanaman mangrove disekitar muara sungai, dan pemasangan papan informasi disekitar pantai yang dimana masyarakat sering kali membuang sampahnya di pinggir laut. Walaupun cuaca kurang baik, mahasiswa PTP yang hadir tetap semangat dan hadir sekitar 50 mahasiswa.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Dusun Borong Calla, Marhabang Dg Nuntung merasa senang dengan kedatangan mahasiswa HMPS PTP FT-UNM. Ia berharap yang dilakukan tersebut memberi dampak dan kesadaran kepada masyarakat sekitar.
“Saya senang dengan kedatangan adek-adek semua dengan tujuan baik dan ramah selama ada di desa kami. Saya pribadi juga senang karena telah mempergunakan mesjid dengan alakadarnya. Semoga apa yg dilakukan adek-adek memberi dampak kepada kami semua dan memberi kesadaran kepada masyarakat sekitar,”ujarnya.
Ketua panitia kegiatan Bakso, Bagoes Noegroho mengatakan tujuan dilakukan penanaman mangrove adalah untuk mengurangi abrasi di daerah tersebut dan akan menanam beberapa tanaman baru baik itu berupa tanaman mangga, ketapang atau mangrove.
“Adapun tujuan kami melakukan penanaman mangrove adalah untuk mengurangi abrasi didaerah tersebut karena daerah itu adalah daerah rawan abrasi, disela-sela pengecekan kami juga akan menanam beberapa tanaman baru baik itu berupa tanaman mangga, ketapang atau mangrove,” katanya.
Baksos yang yang digelar akan ada dampak berkelanjutan kedepannya, seperti melakukan pengecekan mangrove apakah tumbuh dengan baik atau terseret arus, untuk 1 hingga 2 bulan kedepan akan dilakukan pengecekan tanaman mangrove 1 minggu sekali, disitu juga akan tetap bercengkrama dengan masyarakat, serta berkunjung ke rumah kepala Desa Tamasaju dan kepala Dusun Borong Calla. (*)
*Reporter: Iyasnur Eynil