PROFESI-UNM.COM – Keraton Surakarta Hadiningrat menjadi salah satu destinasi wisata bersejarah di Solo. Nilai-nilai filosofi dan mitologi masih melingkupi kehidupan di Keraton ini. Termasuk kata sembah yang mengandung makna filosofis. Kru Profesi berkesempatan untuk mengunjungi dan menggali nilai-niali tradisional Keraton ini, Minggu (21/5).

Abdi dalem Keraton Hadiningrat berinisial S yang memandu wisatawan berkeliling, menjelaskan kegunaan pendopo dalam Keraton. Salah satunya sebagai tempat perayaan ulang tahun Raja. Yang mana dalam acara tersebut, rakyat akan menyembah Raja.

Dalam pengertian Keraton Surakarta sendiri sembah mengandung tiga makna. Yakni sembah geding, sembah sujud, dan sembah penghormatan.

“Pengertian keraton, sembah itu ada tiga,” tutur S selaku Abdi dalem.

Sembah yang pertama yaitu sembah geding. Maknanya yaitu menghormati orangtua kita sebagai orang yang membesarkan kita dari lahir hingga dewasa.

“Sembah geding, kepada Ibu Bapak,” sebutnya.

Selanjutnya yaitu sembah sujud. Sembah ini bermakna bahwa kita harus memuja Tuhan sebagai Sang Pencipta. Sembah sujud kepada tanah dimaksudkan bahwa manusia adalah makhluk yang terbuat dari tanah. Manusia berasal dari tanah, hidup diatas tanah, dan pada akhirnya akan kembali ke tanah.

“Nah terus sembah sujud, ke tanah. Kepada Allah,” ujarnya.

Terakhir, yaitu sembah penghormatan. Sembah ini ditujukan kepada manusia yang ingin dihormati. Jika kita ingin dihormati oleh orang lain, maka kita juga harus menghormati orang lain. Sembah inilah yang dimaksudkan untuk Raja. Sejak zaman dahulu hingga kini, Raja dianggap berjasa bagi rakyat dan diakui kehormatannya.

“Yang terakhir sembah penghormatan. Kalau kamu mau dihormati orang lain. Kamu harus menghormati orang lain. Penghormatan raja diakui oleh rakyatnya waktu dulu,” tutupnya.

Keraton yang didirikan oleh Sri Susuhunan Pakubuwana II pada tahun 1744 ini masih menanamkan nilai leluhur dan adat tradisional. Banyak sejarah dan nilai filosofis yang bisa diambil dari Keraton. Bagi kamu yang sedang berkunjung ke Solo jangan sampai lupa berkunjung ke Keraton Surakarta Hadiningrat. Keraton terbuka untuk umum setiap hari, kecuali hari Jum’at.  (*)

*Reporter: Nur Arrum Suci Katili