PROFESI-UNM.COM – Fotografi jurnalistik adalah salah satu bentuk fotografi yang bertujuan untuk mendokumentasikan peristiwa nyata dengan cara yang informatif dan sering kali menggugah emosi. Foto jurnalistik harus mampu menceritakan sebuah kisah atau menyampaikan informasi penting kepada publik, sehingga keterampilan ini menjadi esensial bagi para jurnalis dan fotografer. Berikut adalah panduan dasar bagi mereka yang ingin memulai karier atau hobi di bidang fotografi jurnalistik.
Langkah pertama dalam fotografi jurnalistik adalah memahami esensi dari foto jurnalistik itu sendiri. Berbeda dengan fotografi komersial atau seni, fotografi jurnalistik harus mendokumentasikan kenyataan apa adanya, tanpa manipulasi yang dapat merubah fakta. Foto jurnalistik harus jujur, objektif, dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, seorang fotografer jurnalistik dituntut untuk memiliki integritas dan tanggung jawab yang tinggi dalam setiap hasil karyanya.
Peralatan yang tepat juga memegang peranan penting dalam fotografi jurnalistik. Kamera DSLR atau mirrorless dengan kemampuan untuk mengambil gambar berkualitas tinggi dalam berbagai kondisi pencahayaan adalah pilihan yang ideal. Lensa yang bervariasi, mulai dari lensa wide-angle hingga telephoto, memungkinkan fotografer untuk menangkap gambar dalam berbagai situasi, baik itu close-up untuk detail atau wide shot untuk lanskap. Selain itu, penting untuk selalu membawa baterai cadangan dan kartu memori tambahan, terutama saat meliput peristiwa besar atau berisiko berlangsung lama.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pemahaman tentang komposisi gambar juga menjadi kunci dalam menghasilkan foto jurnalistik yang kuat. Aturan-aturan dasar seperti Rule of Thirds, leading lines, dan framing bisa membantu fotografer menciptakan gambar yang lebih dinamis dan menarik secara visual. Namun, dalam fotografi jurnalistik, fokus utama tetap pada cerita atau momen yang diabadikan. Kadang-kadang, momen yang kuat secara emosional lebih penting daripada kesempurnaan komposisi teknis. Misalnya, sebuah foto yang menangkap ekspresi wajah seseorang saat momen krisis mungkin lebih berkesan daripada foto yang secara teknis sempurna namun kurang dalam emosi.
Selain itu, seorang fotografer jurnalistik harus mampu bekerja cepat. Dalam dunia jurnalistik, momen penting bisa terjadi dalam hitungan detik, dan tidak ada kesempatan kedua untuk menangkapnya. Oleh karena itu, kemampuan untuk bereaksi cepat dan menyesuaikan pengaturan kamera dengan cepat sangat penting. Pengalaman di lapangan akan membantu meningkatkan intuisi fotografer dalam mengenali momen-momen krusial.
Etika dalam fotografi jurnalistik juga tidak bisa diabaikan. Memotret orang lain, terutama dalam situasi yang sensitif seperti bencana atau konflik, membutuhkan kehati-hatian dan rasa hormat. Fotografer harus selalu mempertimbangkan dampak dari foto yang diambil terhadap subjek yang diabadikan, serta menjaga hak-hak privasi mereka. Ini termasuk meminta izin ketika memungkinkan, atau mengaburkan identitas subjek jika diperlukan untuk melindungi mereka.
Pemilihan dan pengeditan gambar juga merupakan bagian dari proses fotografi jurnalistik yang tidak kalah pentingnya. Meskipun manipulasi gambar yang berlebihan dilarang dalam foto jurnalistik, beberapa bentuk editing dasar seperti penyesuaian pencahayaan, kontras, dan cropping diperbolehkan untuk meningkatkan kejelasan dan dampak visual foto. Pemilihan gambar yang tepat juga penting, terutama dalam menyusun sebuah foto cerita (photo essay) yang harus bisa mengalir dan menyampaikan pesan secara efektif kepada audiens.
Akhirnya, mempelajari dan memahami konteks peristiwa yang sedang diliput adalah langkah penting dalam fotografi jurnalistik. Seorang fotografer harus memiliki pengetahuan mendalam tentang isu yang sedang diliput untuk bisa menangkap momen-momen yang paling bermakna. Pengetahuan ini juga akan membantu fotografer dalam membuat keputusan editorial tentang gambar mana yang akan digunakan dan bagaimana menyajikannya.
Dengan menguasai dasar-dasar ini, seorang fotografer jurnalistik pemula dapat mulai membangun portofolio yang kuat dan mengembangkan gaya serta pendekatan mereka sendiri dalam mendokumentasikan dunia di sekitar mereka. Seiring berjalannya waktu, pengalaman di lapangan akan memperdalam pemahaman dan keterampilan, menjadikan fotografi jurnalistik bukan hanya sebagai alat dokumentasi, tetapi juga sebagai sarana untuk menginspirasi dan menginformasikan publik. (*)
*Reporter: Firmansyah