
PROFESI-UNM.COM-Dua mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) yakni Fakhri Fauzan dan Shafa Syahrani, berhasil memperoleh juara 1 kategori mahasiswa dalam Kompetisi Ideathon. Kompetisi ini diadakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) bekerja sama dengan USAID-ERAT.
Kompetisi ini melibatkan partisipasi anak muda dalam pengembangan ide pelayanan publik. Kompetisi Ideathon juga menjadi wadah untuk membantu pemerintah daerah dalam peningkatan kualitas pelayanan publik. Ada 3 kategori yang bersaing yaitu Aparatur Sipil Negara (ASN), mahasiswa, dan akademisi atau praktisi.
Salah satu anggota tim, Shafa Syahrani menjelaskan ide yang mengantarkannya jadi pemenang berangkat dari permasalahan stunting di Sulawesi Selatan yang berada di angka 27,2%. Angka tersebut jauh dari target nasional. Oleh karena itu, tim ini menawarkan solusi dengan judul “Healthy Traditional Market: Strategi Penataan Pasar Tradisional Berbasis Pemetaan, Edukasi, dan Klasifikasi Produk dalam Mengatasi Stunting di Sulawasi Selatan
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Itulah mengapa kami ingin menawarkan solusi dari bentuk keresahan kami,”jelasnya
Selain itu, mahasiswi asal Bulukumba ini mengungkapkan proses yang dilalui dalam kompetisi sangat panjang. Tim harus melalui tahap seleksi ide dengan ribuan pendaftar hingga kembali bersaing di tahap final atau sesi pitching dengan 7 tim yang terpilih.
“Untuk semua kategori itu ada 2291 pendaftar dengan 608 ide dari 6 provinsi,”ungkapnya
Neno sapaannya juga menuturkan manfaat yang didapatkan sebagai pemenang dalam kompetisi ini begitu besar. Mulai dari winner’s coaching yakni pemenang diberikan materi-materi sampai pada kurasi dan perbaikan. Sehingga, ide yang telah dikumpulkan sebelumnya sudah siap diimplementasikan dan dijamin keberlanjutannya. Ia menambahkan, kompetisi ini membuka kesempatan membangun relasi seluasnya-luasnya baik itu dari pemerintahan maupun NGO.
“Ada juga scholar’s trip yang jadi wadah bertemunya para pemenang dan tidak hanya sekadar trip saja tapi banyak nilai di sana. Seperti kunjungan ke desa wisata kemudian belajar bagaimana mengembangkan usaha dan banyak belajar terkait ekonomi kreatif,” tuturnya
Adapun ketua tim, Fakhri Fauzan berharap kehadiran ideathon menjadi lentera penerang bagi pemuda yang ingin menopang pilar kebermanfaatn untuk sekitar. Fakhri percaya ada banyak pemuda yang memiliki gagasan besar untuk melihat daerahnya menjadi lebih baik.
“Kami percaya ada banyak pemuda yang memiliki keinginan melihat daerahnya bahkan negaranya menjadi lebih baik tetapi tidak memiliki wadah yang aplikatif,” ungkapnya.
Terakhir, Fakhri mengungkapkan sudah sepantasnya pemuda tidak boleh diam saja jika melihat masalah yang ada di sekitar. Menurutnya diam terhadap permasalahan yang bisa diubah sama saja dengan setuju dengan masalah tersebut.
“Keresahan di sekitar adalah hulu yang nyata, sehingga untuk menjernihkannya dibutuhkan muara yang juga nyata dan sadarilah, bahwa diam terhadap masalah adalah kesetujuan terhadap masalah tersebut,” jelasnya. (*)
*Reporter: Andi Nurul Izzah Ilham