Djuli Djatiprambudi Sebut Seni Modern Potong Dimensi Spiritual

Avatar photo

- Redaksi

Jumat, 24 Oktober 2025 - 22:53 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Djuli Djatiprambudi, saat menjadi narasumber Konapsi, (Foto: Firmansyah.)

Djuli Djatiprambudi, saat menjadi narasumber Konapsi, (Foto: Firmansyah.)

PROFESI-UNM.COM – Djuli Djatiprambudi, Dosen Universitas Negeri Surabaya menyebutkan Seni modern memotong dimensi spiritual. Hal ini Ia sampaikan di Konferensi Nasional Asosiasi Pendidik Seni Indonesia (Konapsi) 2025. Kegiatan ini terlaksana di Teater Pinisi, Universitas Negeri Makassar (UNM), Jumat (24/10).

“Seni modern memotong dimensi spiritual,” sebutnya.

Ia menambahkan spiritual menyatukan keberagaman di Nusantara. Hal ini, menurutnya, menjadi tantangan besar dalam membangun ekosistem pendidikan seni yang berakar pada identitas lokal.

“Padahal, di Nusantara, kesatuan dalam keberagaman itu disatukan oleh spiritualitas,” tuturnya.

Lebih lanjut, Ia menyebut bahwa seni Indonesia tidak sekadar berhenti pada bentuk material, melainkan juga menyiratkan nilai spiritual dan sosial yang mendalam.

“Semua yang disimbolisasikan di Nusantara itu berangkat dari dunia kesadaran spiritual,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya memahami konteks keilmuan dan praksis seni dalam dunia akademik. Djuli menilai bahwa pendidikan seni di Indonesia tidak boleh terjebak pada standar penilaian ilmu lain yang seragam.

Baca Juga Berita :  Andi Ahmad Farid Kafrawi Terpilih Sebagai Presiden BEM FIP UNM

“Kita seringkali masih terdominasi oleh cara pandang ilmu lain. Padahal, seni memiliki praksisnya sendiri, bukan sekadar praktis atau meniru,” tegasnya.

Di hadapan peserta konferensi, Djuli mengajak para akademisi seni untuk terus mengembangkan tradisi penciptaan yang berbasis nilai, ideologi, dan spiritualitas. Menurutnya, keunikan tersebut menjadi kekuatan Nusantara untuk bertahan dalam krisis zaman.

“Seni Nusantara itu selalu konotatif, selalu memiliki makna. Tidak ada ekspresi seni yang berhenti pada bentuknya saja,” jelasnya. (*)

*Reporter: Firmansyah

Berita Terkait

Konapsi 2025 Bukakan Wawasan Mahasiswa Seni tentang Arti Pendidikan dan Kreativitas
Konapsi 2025 Tekankan Spiritualitas Seni Nusantara di Tengah Krisis Zaman
Gravitasi 2025 Jadi Ajang Eksplorasi Potensi dan Kolaborasi Sains Teknologi
HMJ Fisika UNM Hadirkan Inovasi Baru di Gravitasi 2025
Himaprodi PBSI FBS UNM Gelar Diklat Jurnalistik 2025
Diklatsar XXIV SAR UNM Ajarkan Kepekaan Hati Terhadap Sesama
SAR UNM Gelar Diklatsar XXIV, Bentuk Generasi Proaktif dalam Misi Kemanusiaan
BKMF FSD UNM Adakan Lomba Tari, Pemenang Dapat Tiket Khusus
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 24 Oktober 2025 - 23:33 WITA

Konapsi 2025 Bukakan Wawasan Mahasiswa Seni tentang Arti Pendidikan dan Kreativitas

Jumat, 24 Oktober 2025 - 23:02 WITA

Konapsi 2025 Tekankan Spiritualitas Seni Nusantara di Tengah Krisis Zaman

Jumat, 24 Oktober 2025 - 22:53 WITA

Djuli Djatiprambudi Sebut Seni Modern Potong Dimensi Spiritual

Jumat, 24 Oktober 2025 - 22:52 WITA

Gravitasi 2025 Jadi Ajang Eksplorasi Potensi dan Kolaborasi Sains Teknologi

Jumat, 24 Oktober 2025 - 22:23 WITA

HMJ Fisika UNM Hadirkan Inovasi Baru di Gravitasi 2025

Berita Terbaru

Ilustrasi Mempelajari Peluang Baru, (Foto: Ai.)

Berita Wiki

Mahasiswa dan AI, Tren Baru Cari Cuan di Era Digital

Jumat, 24 Okt 2025 - 23:13 WITA