PROFESI-UNM.COM – Pengukuhan profesor di Universitas Negeri Makassar (UNM) kali ini berbeda dari sebelumnya. Salah satu dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) menggunakan Artificial Intelligence untuk orasi ilmiahnya.
Arsad Bahri meninggal sebelum menerima gelar guru besarnya. Acara pengukuhan berlangsung di Ballroom Teater Menara Pinisi, Senin (14/7).
Istri almarhum hadir mewakili suaminya menerima gelar guru besar. Keluarga besar dan kerabat turut menyemarakkan acara yang penuh emosi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Melalui AI, Alm. Arsad Bahri mengucapkan terima kasih kepada keluarga. Orasi ilmiah tersebut disampaikan dengan penuh emosi di hadaan para hadirin.
“Terimakasih kepada Mama, Almarhum Bapak, terutama kepada istriku serta anakku. Cinta dan doalah yang menjadikan saya tetap hadir hari ini,” ucap Alm. Arsad Bahri.
Orasi ilmiah tersebut membuat seluruh hadirin menangis tersentuh. Keluarga hingga kerabat turut sedih mendengar pemaparan almarhum.
“Saya tidak pernah menyangka bahwa beliau akan segera dipanggil,” ucap Rektor UNM Karta Jayadi. Ia turut bersedih atas kepulangan dosen FMIPA tersebut.
Rektor memberikan apresiasi terhadap pencapaian almarhum. Ia menyoroti bagaimana sebuah ilmu dapat bertahan abadi dalam kehidupan.
“Ini luar biasa, penemuan pertama dan perlu dipikirkan bahwa ilmu itu abadi. Prof Arsyad dapat meninggalkan kita, tapi ilmu yang diberikan jadi amal jariyah,” ucap Karta Jayadi.
Berdasarkan pencapaian yang telah diraih almarhum, rektor berharap keluarga dapat menerima takdir. Ia menyampaikan harapan tersebut dengan penuh empati kepada para hadirin.
“Saya berharap agar semua keluarga besar ya ini harus diterima,” ucapnya penuh harap.
*Reporter: St. Masyita Rahmi