Tips Seimbangkan Hubungan Pribadi dengan Sikap Profesionalisme

Avatar photo

- Redaksi

Kamis, 10 Juli 2025 - 12:02 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi hubungan profesional antara Ayah dan Anak  dalam dunia kerja, (Foto : AI).

Ilustrasi hubungan profesional antara Ayah dan Anak dalam dunia kerja, (Foto : AI).

PROFESI-UNM.COM- Menyeimbangkan hubungan pribadi ntah sebagai teman, pasangan, ataupun juga keluarga dengan hubungan pekerjaan bersama orang yang sama adalah sebuah tantangan besar yang membutuhkan sifat kedewasaan, komunikasi, dan batasan yang kuat.

Seringkali, orang yang menganggap adanya hubungan ikatan sedarah menjadikan seseorang terlihat tidak profesional dalam pekerjaannya. Namun, agar terlepas dari pandangan itu berikut beberapa tips untuk membantu kamu mengelola jati diri pribadi kamu dengan sikap profesionalisme dengan baik:

Langkah pertama dan paling baik dilakukan adalah akui bahwa kalian sama-sama ingin menjaga hubungan pribadi dan profesional tetap sehat. Kesepakatan awal ini menjadi fondasi untuk semua aturan dan batasan yang akan dibuat selanjutnya. Jadi buatlah kesepakatan antarkedua pihak.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menyeimbangkan hubungan pribadi

Tetapkan batasan yang jelas dan tegas. Harus secara sadar menciptakan “dinding” antara dua dunia tersebut. Batasan ini bisa berupa waktu. Kuncinya adalah menyepakati batasan ini bersama dan saling berkomitmen untuk menghormatinya.

Baca Juga Berita :  Stan Prodi Ramaikan Dies Natalis FIS UNM

Kuasai Seni “Mengganti Topi”. Kamu harus belajar untuk secara sadar “mengganti topi” sesuai konteks. Saat berada di lingkungan kerja, kamu mengenakan “topi kolega” atau “topi atasan/bawahan”. Di momen ini, fokusnya adalah pada objektivitas, target, dan profesionalisme. Namun, saat jam kerja usai dan kamu bertemu sebagai dapat bsrtemu sebagai seornag sahabat, lepaskan topi kerja dan kenakan “topi pribadi”, di mana kalian bisa lebih santai, subjektif, dan emosional.

Berikutnya, pisahkan saluran komunikasi kamu.
Untuk mempermudah penerapan batasan, gunakan platform komunikasi yang berbeda. Gunakan email kerja, Slack, atau grup WhatsApp kerja khusus untuk semua urusan pekerjaan. Sementara itu, gunakan nomor WhatsApp pribadi atau platform lain untuk percakapan personal, lelucon, atau rencana di luar pekerjaan. Cara ini membantu kinerja otak secara otomatis membedakan kapan harus merespons secara profesional dan kapan bisa santai.

Baca Juga Berita :  WR 3 UNM Targetkan Profesi Gelar Kegiatan Tingkat Nasional

Selain itu, kamu bisa jadwalkan waktu khusus untuk hubungan pribadi.
Untuk memastikan hubungan personal kamu tidak “tertelan” oleh urusan pekerjaan, jadwalkan waktu berkualitas yang sepenuhnya bebas dari obrolan kerja. Dalam artian, kamu akan fokus berkontak dengan mereka yang lebih statusnya dari sekedar rekan kerja.

Kelola konflik secara terpisah, pisahkan antara konflik pribadi san juga kerjaan.
Konflik pasti akan terjadi. Tantangannya adalah tidak membiarkannya tumpah dari satu “wadah” ke “wadah” lainnya. Jika kalian berdebat tentang pekerjaan, selesaikan masalah itu di konteks pekerjaan dengan cara yang profesional. Jangan membawanya ke waktu istirahay. Sebaliknya, jika kamu memiliki masalah pribadi, jangan biarkan itu memengaruhi cara kamu berinteraksi atau mengambil keputusan di tempat lain keesokan harinya.

Nah itu dia beberapa tips memisahkan sikap antara pribadi dengan keprofesionalan dalam dunia kerja. (*)

*Reporter : Florencya Alnisa Christin

Berita Terkait

Overthinking Skripsi, Ketika Deadline Jadi Momok
Nongkrong? Ajang Healing atau Penguras Uang?
Rebahan Berkualitas: Gaya Istirahat Mahasiswa Masa Kini
Hustle Culture: Saat Sibuk Jadi Simbol Kesuksesan Mahasiswa
Tips Bangun Personal Branding di Platform Instagram
Simak Tips Ini Agar Jadi Pemimpin yang Mampu Manfaatkan SDM
Tips Pilih Ice Breaking yang Dapat Cairkan Suasana Forum Presentasi
Tips Kembali Tingkatkan Produktifitas yang Hampir Sirna
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 16:24 WITA

Overthinking Skripsi, Ketika Deadline Jadi Momok

Kamis, 10 Juli 2025 - 16:18 WITA

Nongkrong? Ajang Healing atau Penguras Uang?

Kamis, 10 Juli 2025 - 16:13 WITA

Rebahan Berkualitas: Gaya Istirahat Mahasiswa Masa Kini

Kamis, 10 Juli 2025 - 16:07 WITA

Hustle Culture: Saat Sibuk Jadi Simbol Kesuksesan Mahasiswa

Kamis, 10 Juli 2025 - 15:57 WITA

Tips Bangun Personal Branding di Platform Instagram

Berita Terbaru

Ilustrasi circle Pertemanan, (Foto:Int.)

wiki

Tips Atasi Circle, Pertemanan Menjadi Lebih Baik

Jumat, 11 Jul 2025 - 00:00 WITA

Ilustrasi sekelompok orang yang terlibat dalam organisasi kampus, (Foto:Int.)

wiki

Kenali Kegiatan Kampus sebagai Modal Karier

Kamis, 10 Jul 2025 - 23:51 WITA

Potret tampilan aplikasi mendeley, salah satu tools pembuat daftar pustaka otomatis,(Foto: Int.)

wiki

Tools Membuat Daftar Pustaka Otomatis Bagi Mahasiswa 

Kamis, 10 Jul 2025 - 23:46 WITA

Potret sekelompok anak kuliah, (Foto:Int.)

wiki

Mengenal Istilah Dalam Dunia Perkuliahan 

Kamis, 10 Jul 2025 - 23:36 WITA