
PROFESI-UNM.COM – Di tengah keberagaman budaya dan agama di Indonesia, kearifan lokal dalam praktik keagamaan menjadi kunci dalam menjaga keharmonisan sosial. Setiap daerah di Indonesia memiliki cara tersendiri dalam menjalankan keyakinan yang sejalan dengan tradisi lokal, menciptakan perpaduan yang unik antara ajaran agama dan budaya setempat.
Di Bali, misalnya, masyarakat Hindu mengintegrasikan ajaran agama dengan kearifan lokal dalam berbagai upacara adat, seperti Galungan dan Kuningan. Upacara ini tidak hanya sebagai bentuk pengabdian kepada para dewa, tetapi juga sebagai cara untuk menjaga keseimbangan alam dan hubungan sosial. Kegiatan ini melibatkan seluruh lapisan masyarakat, mencerminkan semangat gotong royong dan kebersamaan.
Di Jawa, tradisi “Grebeg Maulud” yang merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW, menjadi salah satu contoh kearifan lokal dalam praktik keagamaan Islam. Perayaan ini melibatkan seluruh komunitas, termasuk yang non-Muslim, yang turut serta dalam prosesi dan pembagian gunungan hasil bumi. Tradisi ini tidak hanya mempererat hubungan antar umat beragama, tetapi juga menjadi sarana untuk menjaga keberlanjutan tradisi budaya.
Sementara itu, di Sumatra, masyarakat Batak Kristen menjalankan praktik keagamaan yang menggabungkan ajaran Kristen dengan adat Batak. Prosesi pernikahan dan pemakaman, misalnya, masih mempertahankan unsur-unsur adat, seperti pemberian ulos dan ritus adat lainnya. Hal ini menunjukkan bagaimana kearifan lokal dapat diintegrasikan dengan ajaran agama, tanpa mengurangi esensi dari kedua tradisi tersebut.
Praktik keagamaan yang dilandasi kearifan lokal juga berperan penting dalam menjaga kelestarian lingkungan. Di berbagai wilayah, komunitas adat yang beragama memanfaatkan ajaran agama untuk melestarikan hutan, sungai, dan tanah leluhur mereka. Mereka meyakini bahwa menjaga alam adalah bagian dari ibadah, dan melalui kearifan lokal ini, kelestarian lingkungan dapat terjaga untuk generasi mendatang.
Kearifan dalam praktik keagamaan di Indonesia menunjukkan bahwa agama tidak hanya sebagai hubungan vertikal antara manusia dan Tuhan, tetapi juga sebagai pilar penting dalam menjaga hubungan horizontal antar manusia dan lingkungan. Melalui perpaduan antara ajaran agama dan kearifan lokal, masyarakat Indonesia mampu menciptakan kehidupan yang harmonis, penuh dengan toleransi dan penghormatan terhadap keberagaman. (*)
*Reporter: Ibnu Qayyum Abdullah