PROFESI-UNM.COM – Keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayan (Kemendikbud) mengenai proses pembelajaran semester berikutnya akan dilakukan secara online khususnya di Universitas Negeri Makassar (UNM), Rabu, (8/7).
Keputusan tersebut sudah pastinya akan dilanjutkan oleh pihak birokrat dikarena wabah COVID-19 ini belum menemui titik terang bebas beraktivitas.
Mendengar banyaknya kabar mahasiswa yang mengeluh akan perkuliahan daring yang dikarenakan beberapa faktor, seperti masalah dengan jaringan, kuota internet yang tidak cukup, maupun proses pembelajaran di beberapa aplikasi yang notabennya dosen masih Gagap Teknologi (Gaptek).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Seharusnya pihak birokrasi ini harus berperan penting dalam proses pembelajaran daring pada semester berikutnya untuk mengetahui mahasiswanya sendiri yang mungkin mengalami beberapa kendala agar proses pembelajarannya tidak terhambat sehingga nilai yang ditargetkan dapat tercapai sesuai ekspektasinya.
Kemudian, pihak birokrasi juga harus adil dalam pembagian subsidi kuota nantinya supaya tidak terulang masalah seperti semester lalu bahwa ada sekian mahasiswa yang belum mendapatkan subsidi kuota.
Sedangkan dalam penggunaan media seperti aplikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran daring masih banyak mahasiswa bahkan dosen yang belum paham dalam penggunaan aplikasi tersebut.
Sehingga mungkin pihak birokrasi juga harus mengevaluasi para dosen untuk memahamkan tata cara penggunaan aplikasi yang disediakan dan tidak semena-mena memberikan tugas yang menumpuk.
Di sisi lain, ada beberapa dosen saat perkuliahan daring saat semester lalu tidak sama sekali memberikan perkuliahan ataupun pemberian tugas yang beranggapan bahwa ini sama sekali tidak profesional dalam etika profesi keguruan dan hanya membebankan mahasiswanya.
Yang semestinya seorang dosen itu harus bersikap profesional dan mampu memahamkan ilmu yang di ajarkan.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UNM angkatan 2018, Thoriq mengatakan bahwa perkuliahan daring ini ia rasa tidak sempurna dikarenakan tidak adanya keharmonisan yang dirasakan.
“Kuliah online ini tidak srek, karena tidak ada bisa ketemu teman dan tidak ada timbul rasa emosional,” ungkapnya.
Tanggapan yang sama, mMahasiswa Fakultas Teknik (FT) UNM angkatan 2016, Rifqi mengatakan bahwa perkuliahan daring ini tergantung dari bagusnya jaringan, disaat gangguan jaringan mereka sulit untuk mengikuti proses perkuliahan tersebut.
“Susah ki mau kuliah online kalau jellek jaringan,” ungkapnya. (*)
*Reporter: Muhammad Khadafi
Editor: Dewan Ghiyats Yan Galistan