PROFESI-UNM.COM – Selain berdemonstrasi, seni juga dapat menjadi media dalam menyalurkan aspirasi. Hal ini dibuktikan dengan hadirnya Pentas Seni oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Makassar (UNM), yang bertajuk ‘Berani Berekspresi dan Beraspirasi’. Pentas ini digelar di lapangan FE UNM pada Sabtu malam, (19/10).
Pjs Ketua Umum, Tenry Ajeng mengungkapkan bahwa tujuan pentas ini tak lain untuk mengubah paradigma berpikir mahasiswa yang mengira menyampaikan aspirasi hanya dapat diselesaikan dengan berdemonstrasi dan turun ke jalan. Pentas seni ini diharapkan mampu membuka nalar kritis mahasiswa terhadap permasalahan yang ada di sekitar kita, dan mampu mengekspresikannya dengan tindakan. “Kedepannya mahasiswa mampu mengekspresikan aspirasinya, karna aspirasi tak akan diketahui jika tak disampaikan,” ungkapnya.
Disisi lain, Ketua Umum Maperwa FE UNM, Dandi mengapresiasi pentas seni ini sebagai wujud nyata penyampaian aspirasi yang elegan. Katanya, mengkritisi kebijakan birokrasi melalui seni adalah langkah yang juga ditempuh oleh aktivis fenomenal seperti Widji Thukul yang tak segan membakar semangat perlawanan lewat kata-kata. Sejumlah puisinya pun jadi inspirasi bagi mahasiswa hingga hari ini. “Saya mengapresiasi pentas seni ini, bercermin pada cara berekpresi aktivis pada masa orde baru. Semoga aspirasinya dapat tersampaikan untuk sebuah perubahan,” harapnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah satu penampilan yang menarik perhatian adalah musikalisasi puisi berjudul ‘Sesak dalam Sekat’ yang dibawakan oleh mahasiswa UNM sektor kampus Parepare yang juga turut berpartisipasi dalam pentas ini. Puisi ini hadir untuk mengkritisi kondisi ruang perkuliahan yang ada di kampus UNM Parepare. Ruang tersebut adalah sebuah aula yang diberi sekat membagi ruangan menjadi tiga. Ini dianggap tidak layak karena mahasiswa tidak dapat berkonsentrasi dalam proses perkuliahan akibat gangguan suara dari orang-orang disekitar ruangan. Berikut salah satu bait dalam puisi tersebut.
Adakah kami merasakan keadilan?
Adakah kenyamanan menghampiri kami?
Sesak dada karna himpitan ruangan
Kami disekat dalam ruang yang berevolusi
Suara terdengar dalam nada yang tak teratur
Kebisingan ruang sekat mengundang rasa gelisah
Tak hanya musikalisasi puisi, penampilan lainnya seperti akustik, tari kontemporer, orasi ilmiah, dan teater juga hadir mewarnai Pentas Seni yang dihadiri puluhan penonton tersebut. (*)
*Reporter: St Reski Amalia