PROFESI-UNM.COM – Sebanyak 26.888 Peserta telah terdaftar untuk mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) SBMPTN Tahun 2019 di Universitas Negeri Makassar (UNM). Hal ini disampaikan Muhammad Jufri, pada konferensi pers terkait persiapan pelaksanaan UTBK SNMPTN di Balla Kanrejawa, Makassar, Selasa (9/4).
Jufri menyampaikan UTBK kali ini merupakan perubahan sistem ujian yang sebelumnya berbasis cetak menjadi berbasis komputer dan materi yang diberikan merupakan hasil workshop tingkat pusat. Khusus di UNM UTBK akan dilaksanakan dalam 20 sesi dengan 26.888 peserta untuk kesuluruhan.
Ia menambahkan bahwa model UTBK di UNM sendiri sebenarnya sudah berlangsung selam dua tahun terakhir, dengan jumlah peserta yang masih terbatas. Kini seiring perkembangan teknologi seleksi masuk SBMPTN harus menggunakan sistem UTBK.
“Komitmen pak Rektor dan seluruh panitia, pihak UNM siap menggelar UTBK, segala kendala yang dihadapi termasuk sarana komputer dan hal tekhnis yang dibutuhkan telah disiapkan dengan baik,” jelasnya.
Jufri yang juga Dekan Fakultas Psikologi, menyebutkan pihak UNM kini menyiapkan 59 ruangan, khusus dilingkup kampus UNM terdapat 25 ruangan, adapun 34 ruangan selebihnya berada di Mitra UNM. Jadwal pelaksanaan sendiri dimulai pada tanggal 13-14 April 2019 ini.
Jumpa pers ini dihadiri Muhammad Jufri Humas UTBK, Panitia UTBK-SBMPTN Hasnawi, Kepala Humas UNM, Burhanuddin, dan sejumlah staf Humas UNM.
Sementara Hasnawi, menyampaikan panitia telah menetapkan kegiatan UTBK hanya dilaksanakan hari sabtu dan minggu, terkait hal ini pihak UNM menyiapkan segalanya termasuk persiapan sistem operasional, infrastruktur dan personalia juga sangat penting untuk mengurangi resiko merugikan peserta sehingga disiapkan dengan matang.
“UTBK hanya Sabtu-Minggu sebanyak 20 sesi, peserta dapat mengikuti sebanyak dua kali ujian dan mengambil nilai tertinggi untuk mendaftar dan memilih jurusan di SBMPTN,” jelasnya.
Ia menambahkan Pihak UNM memastikan kesiapan pelaksanaan, dan menyiapkan panitia yang memahami seluk beluk, mengantisipasi hal hal yang terjadi.
“Perbedaan tahun lalu dan sekarang panitia mesti memiliki kompetensi IT, karena ujian berbasis komputer. Tim pelaksana juga harus memahami tupoksi yang harus dilaksanakan karena terkait kelancaran pelaksanaan ujian,” tandasnya. (*)
*Reporter: St. Reski Amelia