PROFESI-UNM.COM – Tim Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar (FPsi UNM) mengadakan kelas stimulasi untuk anak dengan down syndrome. Kegiatan ini terlaksana sejak 21 Februari hingga Juni di Sekretariat Komunitas Orangtua dengan Anak Down Syndrome (KOADS).
Salah satu Tim BKP FPsi UNM, Andi Lilis Dwi Nuarbdilla menjelaskan bahwa sebelum pelaksanaan kelas dilakukan observasi dan asesmen untuk melihat kemampuan anak dalam berbagai aspek perkembangan sehingga memudahkan pengelompokan kelas stimulasi. Kelas stimulasi terdiri dari kelas motorik halus, motorik kasar, sosial emosi, kemandirian dan baca tulis.
“Jadi anak dikelompokkan berdasarkan hambatannya, Anak yang masih sangat terhambat pada perkembangan motorik halusnya akan dimasukkan di kelas motorik halus, begitu pun dengan kelas lainnya,” jelas Lilis
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Mahasiswa semester 6 ini menjelaskan terdapat beragam aktivitas di tiap kelas stimulasi. Kelas motorik kasar terdiri dari panjat tebing mini dan lompat trampolin. Adapun aktivitas motorik halus seperti memainkan jari tangan, menjepit buku meggunakan jepitan baju, meremas kertas dan bermain puzzle.
“Beberapa anak yang masih sangat kaku dalam memainkan jari dan tangan jadi diberikan aktivitas motorik halus,” jelasnya
Selain itu, Lilis menyebutkan selain aktivitas motorik kasar dan halus, terdapat juga kelas kemandirian yang terdiri dari membereskan alat, dan menyapu ruangan setelah kelas digunakan. Selain itu, terdapat kelas sosial emosi yang terdiri dari edukasi bersabar dan berbagi serta kelas baca tulis seperti menghubungkan titik atau pola.
“Kami pandu untuk menyebutkan nama dari apa yang telah ditulis dan kami juga meminta anak untuk membereskan alat yang telah digunakan,” sebutnya
Adapun, orang tua salah satu anak down syndrome mengatakan sangat terbantu dengan kelas stimulasi ini. Menurutnya, terdapat peningkatan yang terlihat oleh anak setelah kelas ini dibuka.
“Wah, kalau dibilang terbantu ya sangat terbantu. Dulu itu anak saya tidak bisa menulis apa-apa cuma coretan saja. Meskipun tidak sempurna, setidaknya ia sudah mampu menulis huruf A atau B,” katanya. (*)
*Reporter: Andi Nurul Izzah Ilham